Lombok (ekbisntb.com) – Dinas Pertanian (Distan) Lombok Barat (Lobar) menyalurkan bantuan bantuan berupa mesin pompa dan kelengkapannya kepada para petani. Mesin pompa ini untuk menangani dan meminimalisir dampak kekeringan yang masih melanda daerah Lobar. Adanya bantuan ini pun cukup membantu menyelamatkan lahan warga dari dampak kekeringan.
Kepala Distan Lobar Damayanti Widyaningrum mengatakan kekeringan yang melanda Lobar berdampak terhadap lahan pertanian warga. Di mana terdapat kurang dari 100 hektar yang terdampak, namun yang gagal panen mencapai 1 hektar, karena lahan tadah hujan dan kering. Daerah ini juga tidak memiliki sumber air yang mau disedot. Sedangkan sebagian besar bisa ditangani melalui program pompanisasi.
“Satu hektar yang gagal panen, karena tadah hujan dan bantuan pompa belum datang, sedangkan yang lain bisa tertangani, karena ada bantuan pompanisasi dan irigasi perpompaan dari pusat,”kata Damayanti, kemarin.
Sejauh ini bantuan pompa sudah didrop pusat sebanyak 498 unit lengkap dengan alatnya ditambah bantuan irigasi perpompaan sebanyak 18-19 unit.
Para petani antre mengambil alat pompa ke kantor, karena jumlah bantuan ini begitu banyak. Pihaknya juga memprioritaskan yang boleh mengambil duluan alat pompa para petani yang ada di wilayah yang kering tedampak parah. “Biar segera dapat ditangani,”imbuhnya. Sedangkan petani yang ada di wilayah cenderung masih basah seperti Narmada dan Lingsar didrop belakangan.
Penyaluran alat pompa ini akan selesai pada pekan – pekan ini. Para petani diingatkan agar pompa tersebut dimanfaatkan segera, begitu menerima bantuan tersebut. “Jangan sampai disimpan,” sambungnya.
Diakui bantuan pompa ini masih kurang karena jumlah petani Lobar sangat banyak. Di mana jumlah poktan saja mencapai 2.076 poktan. “Jadi belum bisa meng-cover semua, yang baru bisa kita cover petani yang tanam padi karena prioritasnya perluasan areal tanaman padi,” jelasnya.
Sedangkan petani yang tanam jagung kedelai atau lainnya belum diberikan bantuan. Diupayakan tahun depan akan diberikan bantuan. Adanya bantuan pompanisasi ini pun cukup membantu petani, karena lahan warga yang tadinya terancam dampak kekeringan bisa diairi dan diselamatkan. “Alhamdulillah petani cukup terbantu,”ujarnya.
Selain itu, pompanisasi ini menambah animo warga tanam padi, karena petani yang sebelumnya tidak tanam padi, dengan adanya pompa mereka menanam padi. “Banyak petani mau tanam padi,” imbuhnya.
Selain melalui bantuan pompanisasi, pihaknya telah meminta kepada para penyuluh agar menginformasikan kepada petani yang mengalami kekeringan dilaporkan agar bisa dibantu pompa.
Pihaknya juga telah memerintahkan kepada penyuluh untuk mensosialisasikan kepada petani soal perkiraan cuaca BMKG, bahwa kekeringan diperkirakan hingga akhir Oktober untuk di wilayah Utara. Karena hujan akan turun dipekrirakan pada akhir bulan Oktober nanti. Sedangkan di wilayah selatan, diperkirakan akan turun hujan pada akhir November.
Puncak musim hujan akan terjadi bulan November sedangkan di wilayah selatan terjadi pada bulan Januari. “Utara yang lebih dulu hujan,”imbuhnya. Untuk produksi hasil panen hingga saat ini mencapai 150 ribu ton, sehingga ia optimis surplus 25 ribu ton bisa dipertahankan. (her)