SELURUH aktifitas penerbangan di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM), Kamis 14 November 2024 kemarin, sudah kembali normal. Setelah sehari sebelumnya lebih dari setengah jadwal penerbangan dari dan menuju BIZAM dibatalkan oleh pihak maskapai. Karena khawatir dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Hari ini (Kamis kemarin,red) operasional di Bandara Lombok berlangsung normal. Hingga saat ini seluruh penerbangan yang dijadwalkan tiba maupun berangkat dari Bandara Lombok beroperasi sesuai jadwal, ,” ungkap Stakeholder Relation Departement Head PT. Angkasa Pura (AP) Indonesia Kantor Cabang Bandara Lombok, Arif Hariyanto, kepada Ekbis NTB, Kamis sore.
Tercatat ada sekitar 48 jadwal penerbangan yang masuk dan keluar dari BIZAM. Dengan total penumpang yang tercatat lebih dari 5.000 penumpang. Semua aktifitas penerbangan pun berjalan lancar tanpa ada kendala apapun.
Disinggung sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi, Arif mengatakan sampai sejauh ini masih negative. Dengan kata belum ditemukan ada tanda-tanda keberadaan abu vulkasi, khususnya di area BIZAM. Sehingga sejak operasional bandara dimulai sejak pagi, semua penerbangan dibuka sesuai jadwal yang ada.
“Sejak erupsi Gunung Lewotobi sampai dengan saat ini belum pernah ditemukan adanya abu vulkanik Gunung Lewotobi di area Bandara Lombok,” terangnya. Pihaknya secara berkala setiap satu jam melakukan pemeriksaan melalui papertest untuk mengecek keberadaan abul vulkanik. Hasilnya hingga kini masih negatif.
Begitu pula dari hasil pemeriksan oleh pihak Badan Meteorologi, Klimatoliogi dan Geofisika (BMKG) juga belum ditemukan tanda-tanda abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi sampai di Pulau Lombok. “Semoga tidak sampai ke ruang udara Pulau Lombok. Supaya aktifitas penerbangan tidak terganggu,” sebut Arif.
Seperti yang terjadi pada Rabu 13 November 2024 kemarin, di mana total ada 39 jadwal penerbangan yang dibatalkan oleh pihak maskapai. Lantaran pihak maskapai khawatir dampak erupsi Gunung Lewotobi. Setelah pihak BMKG mendeteksi potensi sebaran abu vulkanik hingga Pulau Lombok. Lantaran pegerakan arah angina menuju Pulau Lombok. Akibatnya, ada 3.900 penumpang lebih yang tidak bisa diterbangkan ke daerah tujuan. (kir)