spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaKesehatanWaspada DBD, Ditemukan 4.206 Kasus di NTB

Waspada DBD, Ditemukan 4.206 Kasus di NTB

Lombok (ekbisntb.com) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr.H.Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan, NTB mengalami waspada Demam Berdarah Dengue (DBD. Pasalnya, selama tahun 2024, ditemukan 4.206 kasus (DBD) di NTB. Jumlah tersebut mengalami peningkatkan dibandingkan tahun sebelumnya yang mana di tahun 2023, tercatat sebanyak 3.447 kasus terjangkit DBD.

Meski mengalami peningkatkan, namun jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat DBD mengalami penurunan yang cukup signifikan. Yang mana di tahun 2023 KLB sebanyak 25 kasus, sementara di tahun 2024 KLB DBD hanya tujuh kasus.

- Iklan -

“Justru yang kita waspadai sekarang DBD. Jumlah kasusnya sebanyak 4.206 kasus di tahun 2024,” ujarnya kepada Ekbis NTB, Selasa 14 Januari 2025.

Daerah dengan kasus DBD tertinggi yaitu Lombok Barat ditemukan sebanyak 1.012 kasus, Kabupaten Lombok Utara 611 kasus, dan Kota Mataram 543 kasus.

Untuk menekan angka DBD di tahun 2025, Dinkes NTB mulai meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan Penyelidikan Epidemologi (PE) atau penyelidikan yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya DBD setiap hari. “PE dilakukan 1 kali 24 jam,” katanya.

Dinkes NTB juga sudah menyiapkan pemeriksaan NS1 di tiap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTR) atau puskesmas. “NS1 cepat mendeteksi untuk DBD,” tambahnya.

Dilakukan juga pemantauan terhadap jentik yang dapat berkembang menjadi nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopicturs. Pemantauan dilakukan per tiga minggu sekali untuk memastikan tidak adanya perkembangbiakan jentik yang memicu peningkatakn kasus DBD.

“Itu yang kita lakukan selain melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). PSN terus kita lalukan dan memantau angka bebas jentik di level-level RT,” ucapnya.

Dijelaskan oleh Fikri, terdapat tiga gejala DBD yang harus diperhatikan dan segera mendapatkan penanganan medis. Ada fase awal yang menunjukkan adanya gejala panas mendadak, fase kritis yaitu di hari ketiga terjadi panas, dan fase pemulihan yang menyebabkan banyak terjadinya Dengue shock syndrome (DSS) yang berdampak pada kematian.

Masyarakat termasuk dengan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan harus tetap waspada terhadap peningkatan kasus DBD. Apalagi di awal tahun ini tingkat curah hujan masih cukup tinggi. Yang mana akan memudahkan perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD karena banyaknya genangan.

Oleh karena itu, ditekankan untuk terus melakukan gerakan 3M plus yaitu menguras, mengubur, dan menutup semua genangan atau apapun yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Menggunakan obat anti nyamuk, atau lotion yang melindungi tubuh dari gigitan DBD.

“Hujan ini masih dia, kalau dia hujan kemudian pre ujannya itu disitu resiko tumbuhnya jentik. Sehingga kita juga perlu waspada, selain 3M plus, plusnya itu salah satunya pakai obat anti nyamuk, kemudian lotion. Karena gigitannya itu di pagi hari jam 08.00-10.00, sore bisa jam 15.00-17.00 jadwalnya menggigit,” jelasnya. (era)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya


Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut