spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiTPID NTB Pastikan Ketersediaan Stok Bahan Pokok di Momentum Nataru

TPID NTB Pastikan Ketersediaan Stok Bahan Pokok di Momentum Nataru

Lombok (ekbisntb.com) – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB bersama TPID Kabupaten/Kota menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terkait dengan penyediaan stok pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Rakor tersebut berlangsung di Pendopo Gubernur NTB Kamis 12 Desember 2024.

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB Wirajaya Kusuma mengatakan, Rakor ini mengambil tema sinergi dan kolaborasi yang kuat untuk menjaga ketersediaan stok pangan jelang Nataru. Dari pemaparan Deputi Bank Indonesia (BI) NTB, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Dinas Ketahanan Pangan NTB, dan Bulog NTB dapat ditarik Kesimpulan bahwa dari 12 komoditas pangan strategis, stoknya tersedia cukup sampai dengan Nataru.

- Iklan -

“Insya Allah ketersediaan beras kita, bawang merah, cabai dan lain sebagainya cukup menjelang Nataru ini. Kalau beras kita surplus sampai 200 ribu ton, karena kan kemarin kalau GKG dikonversi ke beras menjadi sekitar 800 ribu ton, kemudian ada kebutuhan sekitar 600 ribu ton, sehingga ada surplus” kata Wirajaya Kusuma kepada wartawan usai menggelar Rakor.

Menurutnya, ketersediaan beras yang dimiliki NTB, baik yang ada di gudang-gudang Bulog, cadangan pangan pemerintah maupun yang ada di lumbung masyarakat terpantau masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di momentum Nataru.

Adapun komoditas pangan yang berasal dari luar daerah seperti minyak goreng dan beberapa komoditas lainnya akan terus diupayakan ketersediaannya di tengah ancaman cuaca ekstrem. Gelombang laut yang cenderung tinggi di momen Nataru seperti yang disampaikan BMKG menjadi atensi Pemda. Jangan sampai cuaca buruk bisa mempengaruhi lalu lintas komoditas yang didatangkan dari pulau Jawa.

“Tentu kita memperkuat koordinasi dengan teman-teman Dinas Perhubungan ya, Kementerian dan termasuk BMKG terkait dengan cuaca. Namun sejauh ini belum ada laporan kepada kami bahwa terjadi gangguan distribusi bahan pokok,” ujarnya.

Terkait dengan sejumlah komoditas yang sempat turun di pasaran, hal tersebut tetap menjadi atensi. Sebab harga komoditas pertanian yang anjlok akan menyumbang deflasi dan membuat petani merugi.

“Kehadiran pemerintah di sini seperti yang ditekankan oleh Pak Pj Gubernur tadi, bahwa pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat ketika terjadi over stok, seperti tomat dan bawang merah kemarin yang sempat turun. Namun itu akan normal kembali seiring dengan mekanisme pasar,” imbuhnya.

Pj Gubernur NTB Hassanudin dalam kesempatan tersebut meminta program penanaman serentak disiasati agar tak memberikan dampak buruk bagi petani. Misalnya penanaman cabai secara serentak dan panen dilakukan secara serentak sering berisiko terhadap harga komoditas yang anjlok.

“Minta bantuan agar disiasasi sehingga harganya bisa stabil di pasar. Ujung tombaknya ada kabupaten/kota. Kita hitung kebutuhan kita, sehingga stok dan harga terkendali,” ujar Pj Gubernur.

Ia menekankan agar semua komoditas yang cocok ditanam di NTB agar menjadi atensi pemda. Misalnya bawang putih yang cocok ditanam di wilayah Sembalun dan sekitarnya. Programnya agar disiapkan dengan baik, sebab penanaman komoditas lokal juga untuk mendukung makan bergizi gratis yang menjadi program pemerintah pusat.(ris)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut