LOMBOK menjadi salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia dengan kehadiran Mandalika. Lombok -Sumbawa didorong menjadi destinasi wisata yang bisa mendatangkan wisatawan Nusantara dan mancanegara dengan semua daya tarik yang dimilikinya.
Anggota Komisi II DPRD NTB H. Abdul Hadi, S.E., M.M., mengatakan, salah satu kendala yang cukup lama dikeluhkan yaitu masih terbatasnya konektivitas menuju NTB dan mahalnya harga tiket pesawat.
Menurut Abdul Hadi, harga tiket pesawat yang tinggi berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan ke NTB sebagai salah satu tujuan destinasi wisata masih rendah. Karena itu ia mendorong pemerintah daerah mengambil tindakan untuk menekan melambungnya tiket pesawat tersebut.
Jika tidak, kondisi tersebut bisa menggangu industri pariwisata NTB yang sedang bangkit. Terlebih NTB menjadi DPSP yang menjadi fokus pemerintah, sehingga seharusnya ada insentif penerbangan berupa harga tiket yang lebih kompetitif.
“Ini bagian yang memang harus kita dorong. Kita minta pemerintah daerah agar terus membangun komunikasi dengan maskapai penerbangan. Kita meminta kepala dinas untuk mengawali,” kata Abdul Hadi kepada Ekbis NTB akhir pekan kemarin.
Hadi mengakui memang mahalnya harga tiket pesawat ini berlaku hukum pasar yakni tingginya permintaan dari penawaran. Misalnya dalam konteks NTB yang banyak menggelar event internasional, tentu membuat tingginya mobilitas masyarakat dari dan menuju NTB. Termasuk juga harga avtur yang mengalami kenaikan menjadi penyebab tiket pesawat mahal.
Namun, hal tersebut tidak dibarengi dengan ditambahnya jumlah penerbangan. Maka untuk menyikapi hal tersebut, pihaknya meminta agar pemerintah melakukan komunikasi lintas sektoral.
“Karena itu menjadi kewenangan pemerintah, perlu ada komunikasi lintas sektoral antara BUMN, Kementerian Perhubungan dengan penyedia penerbangan dalam hal ini Angkasa Pura,” sarannya.
Politisi PKS ini menilai bahwa mahalnya harga tiket penerbangan ini hampir merata secara nasional. Namun kondisinya tidak di negara-negara lainnya, misalnya saja di negara jiran Malaysia. Di sana tiket penerbangan domestik hampir stabil dan cenderung murah, sehingga perekonomian dan arus wisatawan menggeliat sangat bagus. Hal itulah yang seharusnya bisa diterapkan di dalam negeri, utamanya ke NTB sebagai daerah pariwisata unggulan.(ris)
Artikel lainnya….
Kontraktor Monopoli Proyek di Lobar Otomatis Gugur
Bale Mangrove, Daya Tarik Ekowisata dan Edukasi di Lotim Bagian Selatan