Gunungsari (Ekbis NTB) – Bulan Ramadhan tinggal menghitung hari, namun harga bahan pokok tak kunjung kembali ke harga normal.
Muhairi atau yang lebih akrab dipanggil Naq Iri oleh orang-orang Pasar Gunungsari mengatakan, bahan pokok di Pasar Gunungsari masih mahal. Naq Iri yang sudah berusia lanjut masih terus bersemangat menjual barang dagangannya. Penjual sayur dan bahan pokok ini bercerita bahwa harga-harga juga tak kunjung kembali ke harga normal.
“Semuanya mahal, itu telur tadi saya beli satu ikat kena 345 ribu,” ucap Naq Iri saat ditanya pada Kamis, 29 Februari 2024.
Telur sebagai bahan pokok juga mengalami kenaikan. Sebagai bahan pokok yang biasa digunakan dalam setiap masakan, telur adalah salah satu bahan yang biasa distok oleh masyarakat NTB. Tapi nyatanya, harga telur pun tetap naik.
“Ini telur, sekarang 2.000 sebutir,” Naq Iri menambahkan sambil menunjuk telur di hadapannya.
Di pasar tradisional yang dikenal murah, akhir-akhir ini beberapa harga bahan pokok tidak bisa ditawar. Hal ini disebabkan oleh harga bahan dasarnya yang terus melambung. Para penjual harus mempertahankan kualitas dan keuntungan yang bisa diperoleh demi menyambung hidup.
Tak hanya itu, harga bawang juga masih mahal. Dilansir dari Website Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipublis pada tanggal 27 Februari 2024, harga bawang merah di berbagai pasar tradisional NTB berkisar di angka 26.000 per kilogram. Namun di Pasar Gunungsari, harga bawang merah mencapai 30.000 per kilogram.
“Mana dapat 20.000, ini 15.000 aja baru dapat setengah kilo. Sekarang semuanya naik, mahal,” ucap Naq Iri ketika ada pembeli yang hendak menawar harga bawang merahnya.
Pasar tradisional menjadi salah satu alternatif masyarakat ketika sedang berhemat, karena harga yang ditawarkan cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan toko-toko di pinggir jalan dan pasar modern yang harus menyewa tempat. Namun, kenyataannya, para penjual juga masih mengalami kesusahan dalam memberikan harga ketika harga bahan dasarnya masih terus naik. (glo)