spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBPuncak Kemarau, 500 Ribu Warga NTB Terdampak Kekeringan

Puncak Kemarau, 500 Ribu Warga NTB Terdampak Kekeringan

Lombok (ekbisntb.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB memperkirakan 500 ribu lebih warga di NTB yang terdampak kekeringan di 9 kabupaten/kota di NTB.  Kecuali Kota Mataram, sebagian besar wilayah di NTB, khususnya di kawasan selatan dan selama ini menjadi langganan kekeringan membutuhkan perhatian penuh dari pemerintah untuk mendistribusikan air bersih.

Hal ini juga menjadi fokus perhatian dari Pemprov NTB melalui BPBD mendistribusikan bantuan air bersih pada warga yang membutuhkan. “Ada 9 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan, kecuali Kota Mataram. Dan kita juga sudah bergerak sesuai dengan jadwal, kemarin di Lombok Barat. September ini lanjut distribusi air ke Lombok Tengah, Lombok Timur sampai Bima dan Dompu,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB Ir. H. Achmadi, SP-1 saat dikonfirmasi di Mataram, Selasa 3 September 2024.

- Iklan -

Diakuinya, permintaan distribusi air bersih tetap ada. Apalagi, NTB sedang berada di puncak kemarau dan berdampak pada 500 ribu warga yang selama ini menjadi langganan kekeringan.

“Mereka ini yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, karena mereka tidak memiliki sumber air tanah atau jaringan air bersih dan harus didatangkan dari luar. Misalnya di kawasan pesisir, Gili, pulau-pulau kecil harus mendatangkan air bersih menggunakan kapal,” terangnya.

BPBD Provinsi, ujarnya, menyiapkan 1.000 tangki atau anggaran sebesar Rp 350 juta dalam menghadapi kekeringan ini. Achmadi juga mengingatkan pada puncak kemarau ini, suhu udara juga meningkat dan berpotensi menyebabkan kebakaran.

“Lihat saja suhu, kalau siang hari sangat panas sekali, sehingga potensi kebakarannya tinggi, sehingga harus waspada betul terhadap pemicu kebakaran, seperti kebakaran lahan, perumahan ataupun di mana pun kita berada. Artinya sedang rawannya, karena udara kering. Yang paling rawan adalah karhutla, karena cepat dan luas,” ujarnya mengingatkan.

Untuk itu, pihaknya menetapkan status tanggap darurat, karena sedang di puncak kemarau. Status tanggap darurat sampai turun hujan secara reguler.  Walau dalam beberapa hari terakhir ada hujan turun, status tanggap darurat masih berlaku. “Mungkin sampai Januari 2025, jika hujan sudah turun merata,” tambahnya. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan








Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut