Sumbawa Besar (Ekbis NTB) – Sebanyak 105 pelaku UMKM dari tujuh Kecamatan yang merupakan hasil seleksi program Bale Berdaya tahun 2024 yang diinisiasi oleh Kumpul. ID bersama PT Amman.
“Pendaftaran program ini dibuka sejak Februari 2024 dengan jumlah pendaftar mencapai 500 pelaku usaha, setelah melakukan proses seleksi hingga muncul 105 pelaku usaha,” kata Mega Prawita selaku managing direktor Kumpul.id, Jumat 3 Mei 2024.
Proses seleksi tersebut dilakukan dengan mengundang pelaku UMKM yang ada di Sumbawa. Sementara yang terpilih nantinya akan mengikuti pelatihan mengenai branding, packaging, strategi pemasaran.
“105 pelaku usaha itu nanti akan didampingi oleh mentor untuk membekali pelaku UMKM lokal dengan semua kebutuhan dalam menghadapi tantangan bisnis sektor UMKM,” ucapnya.
Mega menambahkan, program Bale Berdaya terbuka untuk semua sektor UMKM yang beroperasi di Sumbawa. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem kewirausahaan yang tidak hanya menjadi tempat para pelaku UMKM lokal bisa belajar dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
“Kita juga berharap pelaku UMKM ini bisa memiliki jaringan bersama pelaku ekosistem lainnya. Sehingga saling terkoneksi sehingga dapat mengelola usaha dengan lebih efektif dan menghasilkan produk berkualitas tinggi,” ucapnya.
Priyo Pramono selaku Vice President Social Impact AMMAN mengatakan, peluncuran program Bale Berdaya melibatkan pemangku kewirausahaan UMKM dan pemerintah daerah diharapkan bisa memberikan hasil maksimal. Sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan.
“Melalui inisiasi dan kolaborasi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat ekonomi Sumbawa melalui pemberdayaan dan meningkatan kapasitas UMKM, membantu meningkatkan pendapatan,” ucapnya.
Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah, dalam sambutannya mengatakan, sektor UMKM di Sumbawa memiliki banyak produk yang potensial. Seperti kopi, madu, manjareal, dan lain-lain, yang perlu pembinaan untuk semakin berkembang, baik dari aspek produksi maupun pemasarannya.
“Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumbawa,” ujarnya.
Mo melanjutkan, kontribusi sektor UMKM berpotensi terus tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan akan produk lokal, berkembangnya sektor pariwisata. Sehingga mampu mendukung pemerintah maupun swasta yang berkesinambungan.
“Upaya kolektif dari berbagai pihak berperan penting dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi UMKM lokal, khususnya dalam hal peningkatan kapasitas, kualitas, dan produktivitas,” sebutnya.
Pemerintah daerah dan perusahaan swasta telah meluncurkan berbagai program dan inisiatif untuk mendukung pengembangan UMKM di Kabupaten Sumbawa. Seperti pelatihan, pendampingan, serta akses ke permodalan dan pemasaran. Hal ini juga semakin didukung oleh ekosistem kewirausahaan yang dapat memberikan akses terhadap sumber daya yang dimiliki.
“Pelatihan, serta jaringan yang memungkinkan UMKM untuk tumbuh dan berkembang secara baberkelanjutan serta meningkatkan daya saing mereka, menciptakan lapangan kerja baru, dan berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal,” tambahnya.
Berdasarkan data dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), saat ini terdapat lebih dari lebih dari 5.500 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Kabupaten Sumbawa. Para pelaku usaha yang didominasi oleh sektor usaha dari bidang makanan dan minuman, tekstil, kerajinan tangan, dan pariwisata ini, berperan penting dalam menggerakan roda perekonomian daerah dan penciptaan lapangan kerja. (ils)
Artikel lainnya….
Krisis Air Bersih Masih Jadi Persoalan di Wilayah Lotim Selatan
Disumbang Kelompok Makanan dan Tembakau
Pasca Penetapan Tersangka Dirut PT. GNE, Pemprov NTB Minta Direksi dan Komisaris Tetap Fokus Bekerja