Mataram (Ekbisntb.com)-Pada Mei 2024 terjadi inflasi tahunan atau year on year (y-on-y) di Provinsi NTB sebesar 2,77 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,36. Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,31 persen. Angka ini juga tercatat lebih rendah dari inflasi nasional y-on-y sebesar 2,84 persen di Mei kemarin.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Wahyudin mengatakan, jika dilihat dari perkembangan inflasi y-on-y Provinsi NTB dari bulan Januari-Mei 2024, inflasi di bulan Mei tercatat paling rendah. Misalnya di Januari inflasi y-on-y tercatat sebesar 2,87 persen, Februari sebesar 3 persen, Maret sebesar 3,63 persen, dan April sebesar 3,31 persen.
Ia mengatakan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,08 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,17 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,50 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,47 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,47 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,44 persen; kelompok transportasi sebesar 1,07 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,01 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,75 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,91 persen,” kata Wahyudin saat menyampaikan Berita Resmi Statistik Senin 3 Juni 2024.
Adapun tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi NTB bulan Mei 2024 sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) di bulan Mei 2024 sebesar 0,63 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada Mei 2024 di Provinsi NTB antara lain beras, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, daging ayam ras, telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga, bawang merah, cabai merah, gula pasir, sewa rumah, angkutan udara, sigaret kretek tangan (SKT), bawang putih, sigaret putih mesin (spm), kacang panjang, nasi dengan lauk, ikan teri, jeruk, dan anggur.
“Subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu rokok dan tembakau sebesar 6,93 persen dan terendah yaitu subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 2,24 persen,” katanya.(ris)