spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisBagian dari ‘’Smart Farming’’

Bagian dari ‘’Smart Farming’’

PENGGUNAAN es balok untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tembakau di musim kemarau ini menjadi salah satu solusi bagi petani. Bahkan cara ini dipandang sebagai salah satu smart farming atau pertanian dengan pendekatan inovasi.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram) Prof. Suwardji mengatakan, meski pertanian dengan cara ini cukup unik, namun harus dilakukan kalkulasi pembiayaan. Jika hal ini dinilai tak membebani biaya produksi, hal ini tentu menjadi solusi yang efisien.

- Iklan -

“Menjadi bagian smart farming memang, namun harus dihitung-hitung biaya produksinya. Per hektare berapa biayanya,” kata Prof Suwardji kepada Ekbis NTB akhir pekan kemarin.

Ia mengatakan, air tanah di Lombok Timur sebenarnya tak terlalu dalam, sehingga air bisa diambil dari sumur-sumur pertanian. Dengan cara itu, petani sesungguhnya bisa lebih hemat dalam berproduksi tanpa membeli balok es.

Suwardji menambahkan, kebutuhan air untuk tembakau pada dasarnya tak terlalu banyak, sehingga cocok ditanam di musim kemarau. Namun demikian, pemberian air tetap dibutuhkan dengan kader tertentu.

“Tanam tembakau sebenarnya mahal, ada biaya membuat bedengan, biaya pupuk, perawatan dan lain sebagainya. Sehingga penggunaan es balok menjadi tambahan input biaya,” imbuhnya.

Ia mengutip prakiraan cuaca dari BMKG yang menyatakan bahwa tahun ini merupakan musim kemarau basah, di mana di musim kemarau akan terjadi hujan dengan intensitas tertentu di beberapa daerah, sehingga diharapkan petani tembakau tak kekurangan air. (ris)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut