Mataram (ekbisntb.com)-Kepala Dinas Pariwisata provinsi Nusa Tenggara Barat, Jamaluddin Malady, S.Sos., M.T mengatakan bahwa 99 desa wisata yang ada di NTB masih dalam pemantauan Dispar NTB.
Saat ini, desa wisata yang ditetapkan pada masa kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur NTB Zul-Rohmi tersebut maju dan berkembang dengan pesat. Bahkan beberapa dari Dewi (Desa Wisata) sudah berhasil mendapatkan award dari pemerintah pusat.
Dari 99 desa wisata tersebut, beberapa desa sudah tidak lagi dalam pengelolaan dinas pariwisata NTB. Hal ini dikarenakan desa wisata tersebut sudah dirasa mandiri, artinya, desa wisata tersebut sudah bisa menghasilkan pendapatan, dan mendapat award dari pusat.
“Ini kan dalam proses, nah, 99 desa wisata ini maju terus, berkembang pesat, terus, sudah mandiri. Kalau sudah mandiri kita lepas, nanti, kita bisa mendukung support kepada desa wisata yang lain,” ujarnya pada Selasa, 9 Juli 2024.
Desa wisata NTB yang masuk 300 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di tahun 2023 ada Desa Wisata Labuhan Lombok, Desa Wisata Loyok, Tetebatu, Senggigi, Batukumbing, Sedau, Lembar Selatan, Halal Setanggor, Karang Sidemen, Janggo, Puyung, Bayan, Genggelang, dab Desa Wisata Tenun.
Di tahun 2024, Desa Wisata Aik Berik mewakili NTB masuk dalam daftar 50 besar penerima ADWI. Jamal menambahkan, belum adanya penambahan atau penetapan desa wisata baru karena NTB masih dalam masa transisi, artinya belum ada penetapan kepala daerah secara definitif.
“Belum ada desa wisata baru, tetap 99 desa wisata itu. Cuman dari 99 kan sudah ada desa wisata yang mendapatakan award dari pemerintah pusat,” lanjutnya. “Belum kita buka, karena sekarang kan masih Pj, kan biasanya program-program kan pemerintahan baru selama 5 tahun,” tambahnya.
Dari pemerintah provinsi, Desa Wisata diberikan dana atau bantuan kepada Kepala Desa untuk membantu mengelola dan mengembangkan desa wisata tersebut. Seperti membuat kawasan Camping Ground, sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung dan menginap di desa tersebut. (era)