spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisBI NTB Berhasil Menarik Puluhan Investor dan Peluang Pasar B2B pada Event...

BI NTB Berhasil Menarik Puluhan Investor dan Peluang Pasar B2B pada Event Bali Jagadhita 2024

Mataram (ekbisntb.com) – Dalam rangka mendukung diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baru, pengembangan quality tourism serta mendorong investasi, Bank Indonesia Provinsi NTB bersinergi dengan Bank Indonesia Provinsi Bali, Bank Indonesia Provinsi NTT, dan Pemda BaliNusra serta kementerian terkait dalam event Bali Jagadhita ke-5.

Bali Jagadhita sendiri merupakan kegiatan Strategic Flagship Event yang bertujuan mempromosikan produk-produk UMKM agar naik kelas dan memperluas pasar baik di dalam maupun luar negeri, mendorong investasi yang berkualitas, dan mendukung pariwisata berkualitas sebagai bagian dari Gerakan Bangga Berwisata Indonesia.

- Iklan -

Bali Jagadhita mencoba konsep baru pada pelaksanaannya di Tahun 2024, dengan berkolaborasi bersama Bank Indonesia NTB dan NTT. Mengangkat tema Trade, Investation, and Tourism : Guna Gina Wisata Bali Hita, rangkaian kegiatan Bali Jagadhita tahun ini tidak hanya mencakup promosi perdagangan, namun juga mencakup promosi investasi dan pariwisata.

Event yang dihadiri langsung oleh 30 calon investor dari 14 negara ini diselenggarakan selama empat hari pada tanggal 10 -13 Juni 2024 di Provinsi Bali. Memiliki fungsi mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui promosi investasi, perdagangan, dan pariwisata yang synergized, targetted dan outcome oriented, Regional Investment Relation Unit (RIRU) NTB yang lebih dikenal dengan Tim Promosi Ekonomi Daerah (TPED) NTB hadir mempromosikan 6 Project Investasi Clean and Clear.

Di antaranya: Tiga project renewable energy yang terdiri dari (1) Solar PV Plant (di Kabupaten Lombok Tengah), (2) Waste Inceneration (di Kabupaten Lombok Barat) dan (3) Wind Power Plant (di Kabupaten Lombok Timur). Dua project Pariwisata, yaitu (1) Hotel Bintang 5 Gili Gede (di Kabupaten Lombok Barat); (2) Hotel Bintang 5 Seven Spring Under Kerakas Beach (di Kabupaten Lombok Utara), dan; Satu project Seawed Integrated (budidaya rumput laut) di Kabupaten Sumbawa Barat.

Khusus Project Investasi Clean and Clear , Provinsi NTB berhasil menarik banyak calon investor dengan rincian: Project Solar PV Plant oleh 12 calon investor, Waste Inceneration oleh 10 calon investor,  Wind Power Plant oleh 10 calon investor, Hotel Bintang 5 Gili Gede oleh 9 calon investor, Hotel Bintang 5 Seven Spring Under Kerakas Beach oleh 7 calon investor dan Seawed Integrated oleh 6 calon investor.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap menjelaskan bahwa event ini adalah peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi NTB, melalui investasi, perdagangan dan sektor pariwisata berdasar keunggulan yang dimiliki NTB.

Banyak calon investor yang nantinya akan berkunjung ke lokasi-lokasi project untuk memastikan kesiapan lokasi berdasarkan dokumen kajian dan feasibility study yang telah dipersiapkan.

Dari sisi perdagangan, BI NTB mengikutsertakan perwakilan UMKM, di antaranya adalah produk Fashion (Concha (Mutiara), Waidah Lombok (Mutiara), dan Mawar Ketak (Tas)); produk Wastra (Tenun Sangkabira, Mawar Tenun, Pinalo, Erina Gallery (RTW), Sofizia (RTW), Nalani (RTW); dan produk Food and Beverage (Sate Rembiga, Zunafood, Bait, Yant Sorghum, Songgajah, Kopi Punik).

Selama penyelenggaraan showcasing UMKM Balijagadhita, produk UMKM BI NTB ramai dikunjungi hingga meraup penjualan yang melebihi target. UMKM Pinalo juga turut serta dalam sesi fashion show dengan konsep desain baju tenun karya desainer lokal Lombok yang telah mendapat coaching clinic dari Desainer Nasional di Bali (Deden Siswanto & Ali Kharisma).

Keikutsertaan UMKM dalam kegiatan showcasing tidak hanya membantu dalam kegiatan promosi langsung dengan end customer namun juga membantu UMKM mendapat peluang pasar Bisnis to Business to Business (B2B), yaitu Business Matching UMKM Zunafood, Bait, dan Sate Rembiga dengan Pasar Retail di Bali Bintang Supermarket Bali dengan supply produk Minyak Kelapa, aneka olahan cabai Zunafood; produk Bait dan Sate Rembiga.

Tidak hanya Investasi dan UMKM daerah, kegiatan promosi juga dilakukan pada sektor pariwisata yang dibalut dalam acara The 10th Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) pada Rabu-Jumat, 12-14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Menparekraf (Salahudin Sandiaga Uno), Wakil Menteri Luar Negeri RI (Pahala Nugraha Mansury), Ketua DPD Asita Bali (Putu Winastra), Profesor dan Tourism Expert Universitas Udayana (Ida Pandita). Turut hadir juga Deputi Bidang Pengembangan Produk dan Pengelolaan Event Kemenparekraf (Vinsensius Jamadu), General Manager Angkasa Pura Bali (Hanry Heryudigitiawan), Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Provinsi Bali (Ida Ayu Indah Yustikarini) serta buyers dan sellers domestik dan mancanegara.

Dalam kesempatannya, Ketua DPD Asita Bali, Putu Winastra menyampaikan apresiasinya terkait pelaksanaan BBTF yang berjalan dengan lancar. Event yang dihadiri lebih dari 45 buyer companies, seller companies dari 8 negara, termasuk Indonesia ini diyakini akan menjadi market place yang berkualitas dan berpotensi mencatatkan transaksi hingga Rp 8,1 triliun. Dukungan atas terselenggaranya BBTF juga disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury.

Ia menyampaikan bahwa acara ini adalah ajang promosi destinasi pariwisata unggulan di Indonesia dan upaya membangun konektivitas dengan negara lain. Pembangunan konektivitas juga diupayakan di dalam negeri agar destinasi di nusantara terkoneksi dengan baik. Dijelaskan juga empat kunci dalam membangun pariwisata berkualitas yaitu infrastruktur, telekomunikasi, produk ekonomi kreatif dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Sementara itu, Profesor Pariwisata di Universitas Udayana, Ida Pandita Mpu Brahmananda, mengatakan bahwa kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak sangat penting dalam pengembangan pariwisata.

Ia mengajak semua pengelola industri pariwisata di luar Bali untuk membangun sinergitas dan berkolaborasi dengan industri pariwisata di Bali dalam mengembangkan destinasi. Selaras dengan itu, Ibu Ida Ayu Indah Yustikarini selaku Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Bali juga menyampaikan bahwa untuk mengelola pariwisata agar tetap mengedepankan pariwisata yang berbudaya, berkualitas, dan sustainable, diperlukan regulasi sebagai aturan yang harus ditaati bersama oleh semua stakeholders, tak terkecuali pelaku pariwisata.

Melalui kolaborasi antara BI NTB dan ASITA NTB, minat buyer terhadap sektor pariwisata NTB cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai transaksi trade deal sebesar Rp3,5 M (versi quick count), nilai ini diyakini akan terus bertambah seiring dengan minat buyer yang terus meningkat. Tentunya hal ini akan menjadi peluang besar untuk memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di NTB. (bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan








Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini