Mataram (Ekbis NTB) – Menurut data BPS yang dirilis pada Rabu, 15 Mei 2024 kemarin, pada bulan April 2024, NTB diketahui melakukan impor beras dari Vietnam hingga mencapai 10.250 ton dengan nilai sebesar USD 6,7 juta.
Diketahui, di bulan sebelumnya, yaitu bulan Maret, petani NTB mengalami panen raya beras setelah mengalami gagal panen di awal tahun akibat el-nino yang mana berdampak pada stabilnya harga beras di pasaran.
Meski melakukan impor beras di waktu yang berdekatan dengan panen raya, hal ini tidak memberikan dampak pada petani. Sesuai yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan provinsi NTB, Muhammad Taufieq Hidayat, S.Sos.,M.T bahwa impor beras ini tidak berpengaruh kapada pertanian.
“Kalau di kita tida berpengaruh, beras kita juga sekarang sedang berproduksi,” katanya pada Senin, 20 Mei 2024.
Adapun diungkapkan oleh Taufiek bahwa saat ini stok beras NTB sudah sangat cukup memenuhi kebutuhan daerah sampai dengan musim panen berikutnya.
“Sebenarnya secara kedaerahan, produksi kita melebihi kebutuhan kita, kebutuhan kita cuma 60% dari kebutuhan kita,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa produksi beras NTB tahun ini sebanyak 1,54 juta ton untuk gabah kering giling, yang mana jika diproses menjadi beras menjadi sekitar 1 juta ton, sedangkan, kebutuhan beras di NTB hanya 530 ribu ton.
Meski stok beras dirasa sudah sangat cukup sampai panen raya berikutnya, Taufiek menghimbau kepada seluruh masyarakat petani untuk bisa menghitung kebutuhan beras untuk rumah tangga sampai dengan panen raya berikutnya, yang artinya perani diminta untuk tidak menjual sekaligus gabah/beras pada saat musim panen raya tiba.
Ia meminta masyarakat untuk menyisakkan sedikit beras supaya ketika terjadi kenaikan harga beras hal ini tidak terlalu berpengaruh kepada petani.
“Kalau mereka mampu di tingkat rumah tangga, jangan dijual semua sehingga ketika fluktuasi harga beras tidak begitu berpengaruh,” tandasnya. (era)