Mataram (Ekbis NTB) – Merosotnya harga jagung di musim panen tahun ini berpengaruh terhadap berbagai sektor, mulai dari pertanian, peternakan hingga berpotensi membawa gejolak di masyarakat, khususnya daerah yang terdampak penurunan harga jagung ini.
Penjabat (Pj) Gubernur NTB, H. Lalu Gita Ariadi M.Si menyebutkan bahwa penurunan harga jagung juga berdampak kepada sektor politik. Apalagi di tahun politik seperti seperti sekarang ini, yang mana di bulan November nanti akan dilangsungkan pemilihan kepala daerah serentak.
“Ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi harga pangan, dapat menciptakan ketegangan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat yang pada akhirnya dapat mempengaruhi partisipasi dalam proses demokrasi termasuk di Pilkada,” katanya pada Senin, 29 April 2024.
Gita juga menjelaskan terkait tugasnya sebagai Pj Gubernur NTB yang bertanggung jawab terhadap kestabilan daerah, termasuk di bidang ekonomi. Ia mengatakan bahwa sebagai pemimpin daerah, ia berupaya untuk menjaga kestabilan ekonomi dengan cara menekan terjadinya inflasi.
“Pertama, ketersediaan komoditi bahan kebutuhan pokok perusahaan. Apapun caranya bahwa seiring dengan kehidupan bernegara termasuk momentum pilkada, harus dipastikan komoditi bahan pokok masyarakat,” katanya.
Kemudian komoditi-komoditi yang ada baik dari sentra produksi harus mampu terdistribusi dengan sebaik-baiknya hingga sampai ke tangan masyarakat.
Yang ketiga yaitu memastikan bahwa sampainya di tangan masyarakat dengan kondisi keterjangkauan harga yang bisa diraih oleh masyarakat.
Kemudian terkait dengan anjloknya harga jagung khususnya di pulau Sumbawa ini, Gita mengatakan bahwa sebagai langkah awal mengatasi harga jagung ini, pihaknya telah melakukan zoom meeting bersama dengan direktur stabilisasi pasokan dan harga pangan juga Badan Pangan Nasional.
Adapun langkah yang akan dilakukan oleh Pemprov NTB dalam upaya stabilisasi harga jagung ialah dengan cara meningkatkan produksi pakan dan bekerja sama dengan akademisi.
“Pihak perguruan tinggi akan menjadi narasumber kita. Kami harapkan dapat memberikan kontribusi, pemikiran, solusi dan langkah progresif sehingga permasalahan ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Masyarakat tersenyum, pengusaha tersenyum” jelasnya.
Pemerntah provinsi juga mendorong para petani jagung untuk bisa mengolah hasil panen jagung menjadi jagung kering sehingga harga yang didapat oleh petani lebih tinggi.
“Salah satu rendahnya harga jagung dikarenakan masih dalam keadaan kandungan air yang tinggi, berbeda dengan jagung kering yang harganya relatif lebih tinggi di pasaran. Pemprov NTB juga akan terus melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk mengatasi masalah ini, baik di tingkat pusat lebih-lebih di tingkat daerah,” tandasnya. (era)