26.5 C
Mataram
BerandaBerandaRawan Terdampak Hujan, BPKP Atensi Proyek Akhir Tahun 2025 Senilai Belasan Miliar...

Rawan Terdampak Hujan, BPKP Atensi Proyek Akhir Tahun 2025 Senilai Belasan Miliar di Lombok Barat

Lombok (ekbisntb.com) –

- Iklan -

Beberapa proyek di Lombok Barat (Lobar) bernilai belasan miliar dikerjakan pada akhir tahun 2025 ini. Pengerjaannya pun mendapatkan perhatian serius lantaran kondisi musim hujan. Mitigasi dampak hujan ini telah dikonsultasikan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Pihak BPKP pun mengantensi dengan meminta OPD fokus dan ekstra ketat dalam hal pengawasan pengerjaan proyek ini. Beberapa proyek yang dikerjakan pada APBD Perubahan atau akhir tahun ini disebutkan oleh Kabag Pengadaan Barang Jasa (PBJ) Setda Lobar Yung Savitri, yang sedang proses tender di antaranya pembangunan jogging track Pantai Senggigi dengan nilai Rp2,1 miliar, Rehablitasi Gedung Kantor Bupati.

Kemudian pembangunan Plaza GMS dengan anggaran Rp2,9 miliar, Rehabilitasi Taman Kota Gerung atau Kolosium Rp2,3 miliar, Sport Center dan lainnya. “Itu (proyek) yang dikerjakan pada perubahan,” kata Yung, belum lama ini.

Pembangunan sejumlah infrastruktur ini dilakukan Bupati Lobar untuk menghidupkan kota Gerung. Selain ada juga proyek jalan Lendang Re-Manjot Sekotong. Proses tender Lendang Re-Manjot senilai Rp6,8 miliar ini pun sudah tuntas, tinggal kontrak dan pengerjaan di lapangan.

Terkait kekhawatiran dampak cuaca pada  pengerjaan sejumlah proyek ini, diakuinya cuaca menjadi risiko proyek akhir tahun. Namun setiap penyedia telah memiliki mitigasi pelaksanaan proyek akhir tahun dari dampak cuaca ini. Mulai dari perencanaan, biasanya sudah diperkirakan oleh konsultan dan PPK proyek, apakah pekerjaan bisa selesai atau tidak.

“Tetap dilakukan mitigasi – mitigasi pekerjaan akhir tahun karena dalam estimasi pengerjaan biasanya tetap kita pertimbangkan cuaca, cuma cuaca sekarang ini ekstrem. Berubah-ubah,”imbuhnya.

Pihaknya pun sudah melakukan konsultasi ke BPKP terkait seperti apa mitigasi yang dilakukan terhadap proyek akhir tahun. Pihak BPKP, lanjut dia, mengarahkan perlu fokus pada pengawasan. Konsultan pengawasan harus kerja ekstra bagaimana proses dan progres pekerjaan itu tetap dikawal. Kemudian untuk perlakuan semua tender dan kontrak diperlakukan seperti kontrak kritis, dalam arti perlakuannya seperti kontrak kritis.

“Jadi laporan mingguan, pertemuan, kontrol, monev dari OPD itu lebih ditingkatkan, jaraknya lebih dipersingkat,” ujarnya.

Dari sisi tenaga kerja, waktu kerja pun ditambah air atau lembur. Hal ini mengantisipasi keterlambatan dampak hujan, terlebih pada pekerjaan di ruang terbuka. “Itu jadi perhatian, kita tetap konsultasi ke BPKP dan pendampingan Inspektorat, dan pendampingan Kejaksaan,”imbuhnya. (her)

Proyek Plaza GMS ini dikerjakan pada akhir tahun 2025 rawan terdampak cuaca, sehingga harus mendapatkan Pengawasan ekstra ketat dari OPD

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut