26.5 C
Mataram
BerandaBerandaNaik Kelas , Pelaku Wisata Lingkar Rinjani Harapkan Kesejahteraan Ikut Naik Kelas

Naik Kelas , Pelaku Wisata Lingkar Rinjani Harapkan Kesejahteraan Ikut Naik Kelas

Lombok (ekbisntb.com) –

- Iklan -

Kenaikan status Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menuai kritik dari pelaku usaha wisata setempat. Ketua Forum Citra Wisata Lingkar Rinjani, Royal Simbahulun, menegaskan bahwa kenaikan kelas tidak boleh hanya sekadar perubahan status dan mengejar tambahan Pendapatan Negara Bukan Pajak  (PNBP), tetapi harus diikuti dengan perbaikan tata kelola dan kelengkapan fasilitas pendukung.

Seiring dengan kenaikan tersebut, harapnya, kesejahteraan para pelaku wisata juga turut ikutan naik kelas dengan perhatian pemerintah.

“Naik kelas dalam hal ini saya kira hanya status. Ketika berubah status, maka pemerintah juga harus mengikuti kelas tersebut dengan memperbaiki manajemen pengelolaan serta melengkapi fasilitas sarana dan prasarana pendukung di kawasan,” tegas Royal, Selasa (21/10/2025).

Ia mengingatkan agar pemerintah tidak terjebak pada tujuan jangka pendek. “Jangan sampai pemerintah naikkan kelas hanya untuk mengejar tambahan uang semata,” tambahnya.

Royal menekankan bahwa esensi dari sebuah destinasi premium bukan terletak pada harga tiket yang mahal, melainkan pada nilai tambah dan kesejahteraan para pelaku di dalamnya.

“Tidak ada jaminan naiknya tiket akan membuat Rinjani menjadi premium. Yang akan menjadikan Rinjani premium adalah menaikkan harga jual dan meningkatkan upah pekerja, yaitu guide dan porter, yang sesuai standar kerja sehat,” jelasnya.

Menurutnya, kesejahteraan para pemandu dan porter adalah indikator kunci. Jika mereka mendapat upah yang layak, maka kualitas pelayanan kepada wisatawan akan ikut meningkat, yang pada akhirnya menciptakan pengalaman wisata yang “premium”.

Kebijakan kuota terbatas, lanjut Royal, adalah bagian dari prinsip konservasi untuk menjaga ekosistem Rinjani dari kerusakan akibat overtourism. Permintaan kuota tanpa batas dari TO dinilai sangat berbahaya dan dapat mengancam kelestarian kawasan TNGR dalam jangka panjang.

Dengan demikian, Royal mendorong adanya pendekatan komprehensif. Pemerintah diminta tidak hanya fokus pada aspek finansial, tetapi juga memperkuat aspek konservasi, tata kelola, dan kesejahteraan manusia sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan Gunung Rinjani ke depan.

Jumlah Trekking Organizer (TO) di Rinjani yang berisin resmi ini sekitar 200. Belum lagi banyak yang tidak berizin. Satu TO dalam satu musim beragam jumlah pendakinya. Ada yang 500 orang per musim. Ada yang mencapai 4 ribu per musim.

Khusus treking jalur Sembalun, kata Royal selama ini paling banyak pendakinya. Bagi Ketua Forum Citra Wisata Lingkar Riniani ini, selama ini jalur lewat Sembalun ini paling banyak diobral. Tidak heran pendaki lewat jalur Sembalun ini terbanyak. Akan tetapi, dari sisi kesejahteraan pelaku wisata di dalamnya sangat lemah.

Bagi Royal, sebenarnya yang terpenting adalah nilai kesejahteraan yang didapat. Tidak penting soal kuantitas pendakian yang dijalankan porter dalam melayani pendakian, tali tingkat kualitas kesejahteraannya harus lebih baik. Karena itu yang perlu diatur terlebih dulu adalah standar upah dulu, baue kemudian bicara standar paket yang akan dijual.

Teori orang berbisnis terpenting untung kurang baik, karena Rinjani ini soal lingkungan. Sembalun dan Senatu memiliki pemahaman berbedas soal keberlangsungan bisnis treking ini. Sembalun sekarang sedang berjuang mengelola destinasi berbasis kawasan. (rus)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut