Lombok (ekbisntb.com) –

Basarnas melalui Kantor SAR Mataram memberikan pelatihan Potensi SAR untuk kategori pertolongan di Permukaan Air kepada 50 orang stakeholder di Lombok Utara, Senin (20/10/2025).

Peningkatan kompetensi SDM tersebut sangat strategis mengingat Lombok Utara merupakan daerah yang memiliki objek wisata kompleks, serta potensi bencana tinggi.
Dalam pelatihan tersebut, Kantor SAR Mataram melibatkan Potensi berbagai unsur, baik TNI, Polri, unsur OPD Pemda, Tim Siaga Kecamatan dan Desa, hingga petugas hotel yang bertanggung jawab atas pemberian pertolongan.
Pelatihan kali ini adalah yang kedua, setelah 3 tahun sebelumnya, SAR Mataram memberikan pelatihan guna peningkatan kompetensi SDM siaga bencana.
Kepala Basarnas Mataram Muhammad Hariyadi, S.Sos., di sela-sela kegiatan mengungkapkan Lombok Utara memiliki peta rawan bencana yang cukup beragam.
Sebagai daerah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik mancanegara dan domestik, SAR Mataram menilai penting ditingkatkannya kompetensi SDM Potensi SAR di Lombok Utara.
“Syarat untuk jadi potensi SAR harus miliki sarana, prasarana dan SDM berkompeten. Sekarang kita latih teknik Pertolongan di Permukaan Air, ke depan bisa jadi Teknis Pertolongan di Ketinggian, Pegunungan dan Hutan,” ujar Haryadi.
Ia menjelaskan, Lombok Utara memiliki laut dan gunung yang indah. Tentunya, jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang menuntut pertolongan SAR, maka kompetensi Potensi SAR sangat diperlukan untuk mencegah munculnya komplain saat penanganan pertolongan.
Kendati sering terjadi kasus yang menerjunkan Tim SAR di Lombok Utara, namun Hariyadi, menyebut jumlah kejadian masih dalam kondisi normatif. Sejumlah kecelakaan di Lombok Utara, ujarnya terjadi akibat kesalahan prosedur menyelam atau kelalaian nelayan yang tidak membaca kondisi cuaca.
“Kesalahan lain ada juga karena man over boat, nelayan tidak pulang karena berteduh di satu tempat,” imbuhnya.
Kantor SAR sendiri, sambung dia, tetap melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait seperti BMKG, Pengelola Jalur Penyeberangan, serta berbagai pihak lain, untuk mencegah potensi terjadinya kecelakaan.
“Pertolongan dan mencegah terjadi kasus hanya bisa kita lakukan melalui mitigasi. Mau diving agar sesuai SOP, saling mengingatkan, karena tentu, Basarnas tidak bisa kerja sendiri.
“(Adapun kasus WNA Lansia yang meninggal saat diving), Baiknya sesuai SOP. Kita tidak bisa melarang, namanya juga ingin berwisata. Itu hak prerogatif wisatawan, tapi melalui Travel Organizer supaya saling ingatkan sebagai bagian dari pencegahan,” tandas Haryadi.
Sementara, Penjabat Sekda Lombok Utara, Sahabudin, S.Sos., M.Si., menegaskan peningkatan kompetensi Potensi SAR dinilai sangat sangat penting dan strategis. Kabupaten Lombok Utara merupakan wilayah dengan karakteristik geografis yang rawan terhadap bencana, baik darat maupun laut, serta letak geografis KLU yang memiliki garis pantai yang cukup panjang, dan aktivitas pariwisata bahari yang cukup tinggi.
“Pelatihan ini juga bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis, namun juga membangun kesiapsiagaan, kedisiplinan, serta koordinasi antar unsur potensi di daerah,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata Sahabudin setelah kegiatan pelatihan dilaksanakan, akan lahir sumber daya manusia yang terlatih, sigap, dan siap diterjunkan dalam setiap operasi pencarian dan pertolongan, khususnya di wilayah perairan yang rawan bencana terbentuknya jejaring koordinasi yang solid antar potensi SAR di daerah, sehingga ke depan respons terhadap kejadian darurat bisa dilakukan dengan cepat, tepat, dan terorganisir demi keselamatan dan kemanusiaan.
“Dalam hal ini, sinergi antara pemerintah daerah, Basarnas,TNI, Polri, dan unsur relawan lainnya juga harus terus diperkuat kita semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelamatkan jiwa manusia saat terjadi musibah,” ujarnya.
Pemerintah kabupaten Lombok Utara, tegas Sekda, tetap berkomitmen penuh untuk mendukung kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas potensi SAR, sebagai bagian dari upaya memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di daerah, melalui sinergi lintas sektor, penyediaan fasilitas pendukung, serta kebijakan yang mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang tangguh, terlatih.
“Apresiasi dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Mataram serta seluruh pihak yang telah menginisiasi dan menggagas untuk melaksanakan kegiatan ini di KLU,” imbuhnya. (ari)