Taliwang (ekbisntb.com) –
Para pegiat olahraga Paralayang yang tergabung dalam Club Mantar Paralayang (CMP) menyuarakan harapannya agar bisa kembali beraktivitas di bukit Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).


Spot paralayang paling populer di Kabupaten Sumbawa Barat itu dalam beberapa tahun terakhir tidak dapat digunakan untuk aktivitas terbang sejak mulai dibangunnya Bandara Kiantar.
Mukhlis salah satu anggota CMP mengatakan, sejak pembangunan Bandara Kiantar dikerjakan praktis tidak ada lagi aktivitas terbang di Bukit Mantar. Padahal sebelumnya, spot ini menjadi primadona bagi para pencinta olahraga paralayang dari berbagai daerah.
“Dan selain di Mantar kami tidak punya spot lain untuk terbang,” katanya.
Tidak sekadar sebagai tempat latihan dan menguji ketangkasan terbang, Mukhlis mengatakan, spot bukit Mantar selama ini juga sudah menjadi sumber penghidupan.
Beberapa penerbang yang memiliki lisensi terbang tandem dapat menyewakan jasanya kepada pengunjung yang berminat menikmati keindahan Mantar dari angkasa. “Sekarang tidak bisa juga tetbang tandem di sana,” keluhnya.
Ia berharap, keluhannya dan banyak rekan-rekannya sesama pegiat paralayang itu dapat didengarkan oleh pemerintah setempat. Melalui DPRD setempat, Mukhlis mengaku telah mengadukan kondisinya tersebut ke Komisi II dengan harapan dapat ditindaklanjuti kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) selaku pemilik otoritas atas Bandara Kiantar.
“Kepada Komisi II DPRD KSB harapan kami bisa membantu menyuarakannya. Demikian pula kepada Pemda KSB agar bisa membantu mencari jalan keluar, karena bukit Mantar satu satunya lokasi di KSB paling strategis untuk kami terbang sekaligus mencari penghidupan,” harap Mukhlis.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD KSB, Mustafa HZ menyatakan siap menyuarakan harapan para pegiat paralayang tersebut. Politisi NasDem ini pun berjanji akan segera mengkomunikasikannya kepada pihak perusahaan dan pemerintah setempat.
“Kami akan mengkomunikasikan aspirasi tersebut dengan pihak PT AMMAN, semoga ada solusi nantinya,” tukasnya saat dihubungi, Senin (29/9/2025).
Bukit Mantar bukan spot baru bagi pegiat paralayang. Pertama kali dibuka pada tahun 2016 lalu, venue olahraga ekstrem ini langsung menjadi salah satu pilihan dalam event Paragliding Trip of Indonesia (TRoI) 2016.
Saat itu bukit Mantar menjadi venue seri ketiga TRoI 2016 di mana ratusan penerbang datang menjajal angin bukit yang langsung menghadap lautan selat Alas tersebut. (bug)
(