Lombok (ekbisntb.com) –


Pembalap asal NTB Arai Agaska gagal meraih hasil maksimal diajang Pertamina Mandalika Racing Series (MRS) putaran keempat yang berlangsung di Sirkuit Internasional Mandalika, pada 19-21 September 2025. Pada balapan yang berlangsung pada Sabtu 20 September 2025 dan Minggu 21 September 2025, Arai harus puas diposisi ketiga di kelas utama Nasional Sport (NS) 250cc.
Di kelas yang paling favorit tersebut Arai harus mengakui kehebatan pembalap Felix Putra Mulya asal Jakarta yang sukses jadi yang tercepat di balapan pertama pada Sabtu siang. Diikuti pembalap Jawa Timur M. Murobbil Vitoni yang sama-sama menggunakan motor Yamaha, di posisi kedua.
Sementara di balapan kedua di hari Minggu siang, giliran pembalap asal Banten Reynaldi Pradhana yang sukses menyentuh garis finis pertama. Dengan M. Murobbil Vitoni kembali berada di depan Arai, untuk mengklaim podium kedua di kelas Nasional Sport 250cc.
Arai sebenarnya berpelung mencicipi podium pertama saat balapan kedua di kelas Nasional Sport 150cc. Setelah sukses memimpin beberapa laps balapan. Namun di laps terakhir Arai sempat terlempar ke posisi kedelapan. Sebelum akhirnya menutup balapan di belakang duo pembalap Jakarta Fahmi Basam dan Andi Farid Izdihar yang sukses meraih podium pertama dan kedua.
Hasil tersebut jauh lebih baik dibandingkan balapan pertama di kelas Nasional Sport 150cc sehari sebelumnya. Di mana Arai hanya mampu berada di posisi kelima. “Kita sudah berusaha maksimal dan fokus di setiap balap. Tapi inilah hasil maksimal yang bisa diperoleh,” aku Arai, usai balapan.
MRS putaran keempat sendiri mempertandingkan delapan kelap balapan yang diikuti 126 pembalap. Empat kelas utama yakni Nasional Junior Sport U15 150 cc, Nasional Sport 150cc, Nasional Sport 250 cc serta Nasional Supersport 600cc. Ditambah empat kelas pendukung yakni Underbond 150cc, Sport 250cc Community, Supersport 600cc Community dan Supersport 1000cc Community.
Menurut Head of Organizing Committee of Pride Motosport Arief Syahbani, gelaran MRS putaran keempat kali ini agak berbeda dengan seri-seri sebelumnya. Di mana pihaknya mulai mengadopsi beberapa aturan yang digunakan di balapan MotoGP dan balapan internasional lainnya. Salah satunya penggunaan sensor track limit serta penggunaan digital flag.
Sehingga pembalap tidak bisa sembarangan memacu sepeda motornya. Harus tetap berada di area yang ditentukan. Kalau sampai keluar batas yang ditentukan, pembalap bisa dikenakan sanksi. “Penggunaan beberapa aturan di MotoGP ini diharapkan bisa jadi pembelajaran bagi pembalap nasional tentang aturan balapan di ajang internasional,” sebutnya.
Terlebih beberapa pembalap yang berlaga di MRS juga mengikuti ajang balapan internasional. Dengan begitu, para pembalap bisa semakin familier dengan aturan balap di ajang internasional. “Melalui penyesuaian-penyesuaian ini kita ingin memperkenalkan bagaimana rasanya membalap dengan aturan balapan internasional,” tegas Arief. (kir)