26.5 C
Mataram
BerandaBerandaPenataan Pusat Pemerintahan Kabupaten Lombok Barat Telan Anggaran Rp17 Miliar

Penataan Pusat Pemerintahan Kabupaten Lombok Barat Telan Anggaran Rp17 Miliar

Lombok (ekbisntb.com) –

Di tengah masifnya pembangunan penataan ibu kota Gerung, berbagai fasilitas dibangun di Kantor Bupati Lombok Barat (Lobar) sebagai pusat pemerintahan.

- Iklan -

Mulai dari pembangunan di areal Kantor Bupati Lobar seperti Alun-Alun Kota Gerung, Jogging Track, Arena food court, Sport center, hingga perbaikan atau renovasi Bundaran Giri Menang Square (GMS) yang menelan anggaran belasan miliar anggaran.

Namun kondisi kontras terjadi di sejumlah perkampungan lingkar pusat pemerintahan itu, di antaranya Lingkungan Menang, Aik Ampat Kelurahan Dasan Geres yang posisinya berada di samping dan belakang pusat pemerintahan Gumi Patut Patuh Patju tersebut.

Terkait kondisi ini, Anggota DPRD Lobar Ali Hidayat pun memberi kritik keras kepada Pemkab Lobar. Menurutnya, Pemkab Lobar seharusnya memberi perhatian terhadap wilayah perkampungan yang berada di belakang kantor Bupati Lobar tersebut.

“Bisa dilihat kondisinya, jalannya rusak parah dan berlubang, dan di malam hari, kondisinya gelap karena tak ada Penerangan Jalan Umum (PJU),” kata Politisi PPP tersebut, Senin (15/9/2025).

Terlebih, kata dia, jalan yang melintasi Lingkungan Menang itu sempat menjadi akses pengalihan arus saat perbaikan jembatan yang berada di depan kantor PDAM Gerung.

“Seharusnya, itu yang ditindaklanjuti dulu sebagai bentuk kompensasi pengalihan arus perbaikan jembatan depan PDAM,” ungkapnya.

Terlebih lagi, jalan tersebut berstatus Jalan Kabupaten yang sejatinya menjadi kewenangan Pemda Lobar untuk melakukan perbaikan.

“Itu jalan kabupaten, satu tahun pengalihan arus, menyebabkan jalan itu rusak,” tegasnya.

Pemerintah, lanjut politisi asal Dasan Geres itu, tidak seharusnya menunggu masyarakat sekitar untuk teriak dulu dan mendatangi kantor Bupati.

”Seharusnya kita punya inisiatif untuk melakukan perbaikan jalur tersebut. Jangan hanya cassing (Pusat Pemerintahan) kita saja yang indah, tapi dalamnya (Lingkungan Menang) buruk,” kritiknya.

Tak hanya itu, dengan meriahnya gelaran Car Free Night (CFN) yang selama ini diadakan Bupati Lobar, seharusnya memberi imbas bagi warga, khususnya Lingkungan Menang, Aik Ampat , Dasan Geres dan lingkungan di kelurahan lainnya.

”Setiap CFN itu selalu ramai, terang benderang. Tapi, jalan yang hanya beberapa meter dari lokasi CFN justru gelap, kumuh dan rusak. Seharusnya ditata dulu infrastruktur di lingkungan Menang itu. Apalagi Lingkungan Aik Ampat dan Menang itu kampung industri, baik itu genteng, batu bata bahkan pertukangan,” harapnya.

Kawasan di sekitar kantor Pemkab itu memiliki potensi besar sebagai pusat industri genteng dan batu bata yang juga perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Pelaku industri itu harus diberikan pelatihan, pembinaan dan pasar. Ia mendorong agar hasil genteng dan batubata dari warga setempat bisa diakomodir oleh Pemkab Lobar dengan membeli produknya untuk kebutuhan pembangunan proyek.

Selama ini, lanjut dia, warga berupaya sendiri mulai dari pembuatan hingga mencari pasar sendiri.

Dikonfirmasi terkait langkah dewan menyikapi hal itu, Ali menegaskan bahwa persoalan Jalan Lingkungan Menang itu sudah masuk dalam pembahasan Badan Anggaran DPRD Lobar. Namun, hingga kini belum ada kejelasan yang diberikan oleh Pemda.

”Kalau tidak masuk tahun ini, kita harap tahun depan bisa masuk untuk menjadi perhatian. Kami harap Bupati bisa mencover itu di anggaran murni tahun 2026,” tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas PUTR Ratnawi menyampaikan Jalan Aik Ampat Lingkungan Menang, di lingkungan Kompleks Kantor Bupati dianggarkan pada APBD perubahan.

“Sudah dianggarkan Rp3 miliar. Panjang jalan yang akan ditangani 1,5 Kilometer melalui program peningkatan jalan,”jelasnya.

Total panjang jalan yang nantinya ditingkatkan 2 kilometer. Pengerjaannya akan menyasar drainase yang dianggap sebagai sumber masalah. Kondisi drainase kurang memadai sehingga memicu kerusakan jalan.

Dipicu juga aktivitas dump truck besar yang mengangkut batu bata dan genteng. Sebab warga di wilayah itu mata pencahariannya dari pembuatan genteng dan batubata.

“Bobot armada dengan standar jalan yang dilalui tidak memadai sehingga beberapa titik rusak, itu tahun ini tuntas kita tangani,”imbuhnya.

Selain jalan Aik Ampat, di wilayah Gerung, beberapa Infrastruktur juga dibangun Pemkab. Di antaranya, dibangun Alun-alun senilai Rp7,1 miliar, Renovasi GMS Rp5,7 miliar, plaza GMS Rp3 miliar, jembatan belakang pendopo sekitar Rp7 miliar. Panjang bentangan jembatan dengan dua jalur ini sekitar 16 meter. (her)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut