Lombok (ekbisntb.com) – Pemkab Lombok Barat (Lobar) menganggarkan Rp3 miliar untuk pembelian susu bagi anak stunting. Pemberian bantuan susu ini harus benar-benar diawasi oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas memastikan susu tersebut tidak salah sasaran dan diminum oleh anak yang stunting.

Bupati Lobar H Lalu Ahmad Zaini menyampaikan, dalam penanganan stunting ini dilibatkan pendampingan oleh dokter spesialis anak. Rekomendasi dari dokter ini, bahwa untuk menangani anak stunting itu harus diberikan susu.

“Cuma saya tidak cukup dengan itu, saya minta kepada seluruh Puskesmas memastikan bahwa susu itu betul-betul diminum oleh anak yang terkena stunting. Itu yang saya harus pastikan,” tegasnya, Kamis 21 Agustus 2025.
Para pihak yang terlibat dalam penanganan stunting ini seperti bidan dan petugas yang bertanggung jawab di masing-masing dusun dan desa. Di mana kata dia, per dusun ada penanggung jawabnya. Petugas di dusun inilah yang melaporkan setiap hari, bahwa susu itu dipastikan diminum oleh anak stunting ini. Mereka ini melakukan koordinasi dan pelaporan anak-anak yang sudah minum susu secara riil melalui grup WhatsApp.
Efek dari pemberian susu terhadap anak akan dilihat dalam jangka waktu bisa dua atau tiga bulan, kalau betul-betul diminum oleh anak stunting ini. Sehingga kalau umpamanya, anak tidak mau minum susu, perlu ada cara bahkan dipaksa agar anak tersebut mau minum susu. “Karena itu nutrisi,”imbuhnya.
Sementara itu, Wabup Hj Nurul Adha mengatakan jumlah stunting di Lobar 9,4 persen atau 4.500 anak lebih. Yang mau difokuskan dengan penanganan susu jumlahnya 1.266 anak usia 0-2 tahun. Anggaran penanganan susu ini pun sudah ada sebesar Rp3 miliar. “Jadi 3 miliar, kalau mau diselesaikan tidak cukup dengan ini (anggaran),” terangnya kemarin.
Anggaran inipun belum diizinkan dieksekusi Dinas Kesehatan, sebelum ada semacam satu persepsi dan pemahaman tentang penanganan stunting ini.
Untuk itu pihaknya pun sudah turun pada kegiatan mini lokakarya di 10 kecamatan melibatkan pemangku kebijakan puskesmas, posyandu, PLKB dan kepala desa di tingkat desa. Dalam rangka percepatan penanganan penurunan stunting. Pihaknya melakukan pemantauan pemeriksaan terhadap anak-anak stunting di puskesmas, karena kemampuan dokter spesialis anak hanya bisa memeriksa dalam satu hari 20 anak, sebab detail yang perlu diperiksa.
Sementara itu, Camat Kediri Iswarta Mahmuluddin mengatakan bahwa pihak kecamatan berpedoman pada yang menjadi kebijakan Bupati. Seperti pada pemberian bantuan harus tepat sasaran dan diawasi. Sesuai arahan Bupati terkait stunting, bukan akibatnya yang ditangani, namun penyebabnya yang diselesaikan. Stunting disebabkan banyak faktor, salah satunya ekonomi. Jika ekonomi masyarakat bagus, maka suplai nutrisi dan gizi yang baik ke anak-anaknya, sehingga stunting tidak terjadi.
Lalu ada faktor kesehatan, penyakit bawaan. Jika orang tua anak terdeteksi TBC misalnya, maka TBC ini yang diselesaikan supaya tidak menular ke anaknya. “Ini tetap diawasi agar mendapatkan treatment yang tepat,”imbuhnya. (her)