Lombok (ekbisntb.com) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadikan peningkatan ekspor komoditas pertanian dan perkebunan sebagai program strategis untuk diversifikasi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan. Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, menekankan pentingnya peran sektor produktif non-tambang dalam meningkatkan ekspor daerah.
Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, melalui Kepala Dinas M. Taufiek Hidayat, menjelaskan strategi peningkatan ekspor komoditas unggulan seperti jagung, manggis, kemiri, kopi, dan kakao. Komoditas ini dinilai memiliki potensi pasar ekspor dengan nilai tambah tinggi. “Jagung telah rutin diekspor. Saat ini, fokus kami tertuju pada komoditas organik, termasuk manggis, kemiri, kopi, dan kakao yang permintaan pasarnya kuat,” ujar Taufiek usai pelepasan ekspor produk pertanian, Rabu 23 Juli 2025.

Tantangan utama peningkatan ekspor pertanian adalah menjaga kualitas produk sesuai standar internasional. Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, bersama instansi terkait, akan memperkuat pembinaan petani, proses pascapanen, dan rantai distribusi. “Menjaga kualitas produk agar memenuhi persyaratan ekspor menjadi prioritas,” tegas Taufiek.
Penguatan sektor pertanian, menurut Taufiek, merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan NTB pada sektor pertambangan. Ekspor komoditas pertanian diharapkan mampu menopang perekonomian daerah secara berkelanjutan. “Kami ingin membuktikan bahwa pertanian bukan sektor pinggiran, melainkan pilar ekonomi NTB yang mampu menopang perekonomian daerah tanpa bergantung pada pertambangan,” katanya.
Pemprov NTB optimistis, dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan kebijakan yang konsisten, sektor pertanian akan menjadi motor penggerak ekonomi hijau dan berkelanjutan di masa depan. (bul)