Lombok (ekbisntb.com) – Sebanyak lebih dari 8.000 pedagang asongan di Nusa Tenggara Barat (NTB) kini telah bergabung dalam Asosiasi Pedagang Asongan (APA) NTB. Organisasi yang baru terbentuk ini telah resmi memiliki kepengurusan di lima daerah, yaitu Kota Mataram, Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Lombok Utara.
Sementara itu, lima kabupaten lainnya – Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, dan Dompu – direncanakan akan segera membentuk dan melantik pengurus dalam waktu dekat.

“InsyaAllah bulan depan akan kita lantik lima pengurus daerah yang belum terbentuk. Komunikasi sedang kita bangun dengan berbagai pihak,” ujar Ketua APA NTB, Komaruddin, Senin, 14 Juli 2025.
Pembentukan APA NTB bertujuan untuk mewadahi para pedagang asongan yang selama ini berjualan tanpa tempat tetap dan belum tersentuh program pemberdayaan formal.
“Kami ingin para pedagang asongan ini bisa naik kelas, tidak terus-terusan di zona informal. Dengan bergabung di APA, kita ingin mereka mendapatkan hak yang sama seperti pelaku UMKM lainnya,” lanjut Komaruddin.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan APA adalah mendorong anggotanya untuk memiliki rekening Bank NTB Syariah, serta mendaftarkan diri dalam program jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan. Pendaftaran tersebut dilakukan secara kolektif melalui organisasi.
“Pendaftaran dilakukan melalui kami agar lebih mudah dan efisien. Ini penting agar mereka tidak hanya mendapat perlindungan sosial, tapi juga bisa mengakses program pemerintah lainnya,” terang Komaruddin.
Menurutnya, dari segi potensi, jumlah pedagang asongan di NTB bisa mencapai ratusan ribu. Namun untuk bisa bergabung dengan APA, ada persyaratan yang harus dipenuhi, termasuk kemauan untuk berorganisasi dan mengikuti pelatihan.
APA NTB telah menyusun sejumlah program untuk mendukung anggotanya, antara lain pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, serta advokasi terhadap kebijakan yang berpihak pada pedagang kecil. Dalam jangka panjang, asosiasi ini berharap bisa membantu para pedagang asongan keluar dari ketidakpastian ekonomi dan menuju kemandirian sebagai pelaku UMKM.
“Harapan kami, lima tahun ke depan para pedagang yang sekarang masih berjualan secara asongan bisa bertransformasi menjadi pelaku UMKM dengan tempat usaha yang lebih tetap, sistem yang lebih baik, dan tentunya penghasilan yang lebih layak,” kata Komaruddin.
Selain pedagang asongan, APA NTB juga membuka ruang bagi para pengusaha kecil non-asongan yang ingin berkontribusi dalam pengembangan organisasi, baik sebagai pengurus maupun pembina. Organisasi ini juga tengah menjalin komunikasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung visi misi mereka ke depan.
Dengan semangat kolektif dan tujuan yang jelas, APA NTB menjadi wadah baru yang membawa harapan besar bagi ribuan pedagang kecil di NTB untuk mendapatkan pengakuan, perlindungan, dan kesempatan berkembang yang lebih baik.(bul)