spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBLombok UtaraPLTMH Santong, Sumber Listrik Ramah Lingkungan di NTB

PLTMH Santong, Sumber Listrik Ramah Lingkungan di NTB

Lombok (ekbisntb.com) – Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Santong di Kabupaten Lombok Utara menjadi salah satu pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang dikelola PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat (NTB). Pembangkit berkapasitas 1.000 kilowatt (kW) ini memanfaatkan aliran air pegunungan sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.

General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, dalam kunjungannya ke PLTMH Santong bersama media pada Kamis, 19 Juni 2025, menyatakan bahwa pembangkit tersebut merupakan bagian dari strategi PLN dalam mendorong transisi energi hijau di wilayah NTB. “Pembangkit ini adalah upaya PLN menghadirkan listrik yang tidak hanya andal, tetapi juga rendah emisi. Ini merupakan simbol pemanfaatan potensi lokal untuk keberlanjutan energi,” ujarnya.

- Iklan -

Saat ini, total kapasitas pembangkit EBT di NTB mencapai 39,20 megawatt (MW), dengan 16,47 MW di antaranya berasal dari pembangkit mikrohidro yang tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa. PLTMH Santong turut berkontribusi terhadap bauran energi bersih NTB yang per Mei 2025 telah mencapai 5,11%.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLN NTB menargetkan penambahan pembangkit EBT sebesar 457 MW, atau setara 36,94% dari total tambahan kapasitas listrik di wilayah tersebut hingga 2034. Khusus di Pulau Lombok, pengembangan difokuskan pada energi surya dan air dengan target sebesar 190 MW.

PLN juga tengah mengembangkan produk energi hijau seperti Renewable Energy Certificate (REC) untuk mendorong partisipasi pelanggan dalam mendukung transisi energi bersih dan pencapaian target net zero emission (NZE) lebih cepat.

“Melalui PLTMH ini dan pembangkit EBT lainnya, kami ingin memastikan keberlanjutan energi dan pemberdayaan masyarakat sekitar,” tambah Heny.

PLN mencatat sejumlah pembangkit berbasis EBT telah beroperasi di NTB, baik skala mikro, menengah, hingga sistem hibrida. Jenis pembangkit tersebut meliputi:

Pembangkit Mikrohidro: PLTMH Pengga, PLTMH Narmada, dan PLTMH Santong, serta beberapa PLTMH Independent Power Producer (IPP) seperti PLTMH Kukusan, Sesaoat, Kokoq Putih, dan Cakra.

Pembangkit Surya (PLTS): Dibangun di kawasan wisata seperti Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Selain itu, terdapat PLTS IPP seperti Pringgabaya, Selong, Sengkol, dan Sambelia.

Pembangkit Hybrid: Inovasi terbaru seperti PLTS Hybrid Medang yang mengombinasikan tenaga surya dengan baterai atau diesel untuk memastikan pasokan stabil, khususnya di daerah terpencil. PLN juga sedang merancang pemanfaatan potensi arus bawah laut sebagai sumber listrik masa depan di NTB.

PLN menyatakan kesiapannya mendukung Pemerintah Provinsi NTB dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2050, yang sepuluh tahun lebih cepat dibanding target nasional tahun 2060. Saat ini, bauran EBT di sistem kelistrikan NTB mencapai 5,35% dari total kapasitas terpasang, dan ditargetkan meningkat menjadi 25,20% pada 2034. “PLN siap berkolaborasi dengan Pemprov NTB dan seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan NTB sebagai contoh provinsi berkelanjutan di Indonesia,” tutup Heny. (bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut