Beranda Bisnis Kopi Keliling Jadi Ladang Kreatif dan Peluang Kerja Baru di Mataram

Kopi Keliling Jadi Ladang Kreatif dan Peluang Kerja Baru di Mataram

0
Kopi Keliling Jadi Ladang Kreatif dan Peluang Kerja Baru di Mataram
Salah satu riders barista kopi keliling bermotor sedang mangkal di depan UIN Mataram.(ekbisntb.com/hir)

Lombok (ekbisntb.com) – Budaya minum kopi di kalangan generasi Z telah bertransformasi menjadi bagian dari gaya hidup modern. Di Kota Mataram, fenomena ini tidak hanya ditandai dengan menjamurnya kafe-kafe berdesain Instagramable, tetapi juga hadirnya tren kopi keliling bermotor atau yang akrab disebut “kopling”.

Kini, di setiap sudut Kota Mataram, mulai dari taman kota, area kampus, hingga trotoar jalan protokol, para riders barista dengan gerobak kopinya menjadi pemandangan yang kian lumrah.

Kopi keliling bukan sekadar tren baru, tetapi telah membuka ruang kreatif dan peluang kerja bagi banyak anak muda. Salah satunya dirasakan Sarif, riders barista dari brand Kayuh Kopi, yang telah bergabung sejak November 2024.

Ia mengungkapkan, tren kopling telah memberi harapan bagi mereka yang sebelumnya minim keterampilan formal. “Pekerjaan ini sangat membantu. Kalau bisa jual lebih dari target harian, saya bisa dapat bonus juga,” tuturnya saat diwawancarai Ekbis NTB, Kamis, 15 Mei 2025.

Sarif juga menambahkan bahwa rekan-rekannya sesama riders barista sebagian besar berasal dari kalangan muda, termasuk mahasiswa yang kuliah sambil mencari penghasilan tambahan. Fleksibilitas waktu dan suasana kerja yang lebih santai menjadi daya tarik tersendiri. “Kita kerja sambil ngopi, ketemu orang baru tiap hari, jadi lebih semangat,” tambahnya.

Dengan harga mulai dari Rp10 ribu, pelanggan sudah bisa menikmati kopi ala kafe dari gerobak keliling. Menu yang ditawarkan pun cukup bervariasi, mulai dari kopi susu gula aren, espresso, hingga varian non-kopi seperti matcha latte. Harga yang terjangkau namun tetap menyajikan cita rasa premium menjadi keunggulan utama dari model bisnis ini.

Salah satu pelanggan kopi keliling, Fani, mengaku bahwa kehadiran kopi keliling sangat membantunya menikmati kopi enak tanpa harus merogoh kocek dalam. Ia merasa konsep ini sangat cocok untuk gaya hidup praktis anak muda.

“Saya suka banget beli kopi di kopi keliling kayak gini, soalnya rasanya enak, harganya murah, dan gampang dijangkau. Cuma dengan Rp10 ribu udah bisa dapet kopi seenak di kafe. Buat saya yang sering buru-buru atau pengen ngopi santai tanpa keluar banyak uang, ini solusi banget,” ujarnya saat ditemui di area Kampus UIN Mataram, Kamis 15 Mei 2025.

Salah satu pelopor konsep kopi keliling di Mataram adalah Kayuh Kopi, yang mulai beroperasi sejak 28 Oktober 2024. Usaha ini didirikan oleh tiga ibu-ibu perantau dari Jawa yang memiliki semangat kewirausahaan tinggi.

Salah satu dari mereka, Mega, menceritakan bagaimana Kayuh Kopi lahir. Berangkat dari obrolan santai di grup pertemanan, ide usaha ini berkembang menjadi bentuk nyata yang tidak hanya menghasilkan penghasilan, tetapi juga membuka lapangan kerja. “Awalnya cuma iseng share jualan kekinian di grup. Daripada grup isinya cuma haha-hihi, kami sepakat bikin sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya saat dihubungi Ekbis NTB, Kamis, 15 Mei 2025.

Kayuh Kopi meracik kopinya sendiri, berdasarkan pengalaman Mega yang pernah mengikuti kursus barista. Sayangnya, mereka belum menggunakan kopi lokal NTB seperti kopi Sembalun. Mereka lebih memilih kopi robusta dari Jawa karena pertimbangan harga dan kecocokan rasa.

“Kemarin sempat tanya-tanya kopi sembalun tapi harganya masih mahal, dan kopi sembalun kebanyakan arabica, kita pakenya robusta. Kopi arabica lebih mahal,” ungkapnya.

Namun, seperti bisnis berbasis outdoor lainnya, tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah cuaca. Saat hujan turun, jumlah pembeli otomatis menurun drastis. Meski begitu, semangat dan kreativitas para pelaku usaha ini terus tumbuh.

Tren kopi keliling di Mataram mencerminkan bagaimana gaya hidup modern dapat berpadu dengan semangat wirausaha lokal. Dari ibu-ibu perantau hingga anak muda pejuang harian, kopi menjadi medium pemersatu sekaligus sumber penghidupan yang membanggakan.(hir)