Lombok (ekbisntb.com) – Aktivitas pelayaran di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur masih berjalan lancar, ditengah berlangsungnya aksi demo di Pelabuhan Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat yang menuntut pemerintah untuk merealisasikan pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa, Kamis 15 Mei 2025.
Aksi sejumlah kelompok masyarakat di Pulau Sumbawa yang menyuarakan tuntutan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) telah memicu kekhawatiran akan terganggunya mobilitas kapal, khususnya rute Kayangan–Poto Tano.

Ketua Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Cabang Kayangan, Umar menegaskan bahwa sampai sore Kamis, pelayaran dari Pelabuhan Kayangan masih berjalan meski dengan tingkat penumpang yang belum sepenuhnya normal.
“Informasi dari Dinas Perhubungan, kita masih boleh berlayar. Sama-sama dengan otoritas pelabuhan juga masih. Tapi tetap sambil kita pantau kondisi lapangan,” ujarnya.
Umar menjelaskan bahwa situasi di dalam pelabuhan terbilang kondusif, namun potensi gangguan aktivitas berada di luar pelabuhan. Oleh karena itu, pihaknya terus menjalin koordinasi aktif dengan Dinas Perhubungan dan otoritas pelabuhan untuk memastikan keselamatan dan kelancaran operasional penyeberangan.
“Kalau di pelabuhan sendiri masih aman. Tapi kegiatan masyarakat yang menuntut pemekaran provinsi itu kan adanya di luar pelabuhan. Itu yang tetap kita pantau, supaya jangan sampai mengganggu,” lanjut Umar.
Koordinasi lintas sektor dilakukan untuk merespons dinamika lapangan yang bisa berubah sewaktu-waktu. Dishub, Gapasdap, serta pengelola pelabuhan disebut saling berbagi informasi agar jadwal pelayaran tidak terganggu secara signifikan.
“Sementara dari Kayangan masih ada penumpang, walaupun tidak seramai biasanya. Dari Poto Tano juga masih ada, tapi tidak senormalnya,” jelas Umar.
Untuk diketahui, sekelompok masyarakat di Pulau Sumbawa menyuarakan tuntutan mereka untuk segera membentuk Provinsi Pulau Sumbawa (PPS).
Aksi ini dipicu oleh kekecewaan atas lambatnya proses pemekaran daerah oleh pemerintah pusat, yang dianggap sudah terlalu lama tanpa kejelasan.
Salah satu bentuk tekanan yang disiapkan oleh massa adalah rencana pemblokiran akses ke Pelabuhan Pototano. Namun hingga Kamis malam, belum ada aksi pemblokiran total, dan aparat keamanan tetap siaga untuk mengantisipasi potensi kericuhan.(bul)