Lombok (ekbisntb.com) – Berdasarkan hasil pertemuan Travel Mart yang digelar di Lombok Timur (Lotim) beberapa waktu lalu, sejumlah pengusaha atau buyers dari Malaysia dan Singapura menyatakan minatnya untuk berinvestasi langsung di sektor pariwisata. Minat ini terutama diwujudkan dalam rencana pengembangan homestay di kawasan Sembalun, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Lotim.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lotim, Widayat, mengungkapkan, buyers dari Singapura dan Malaysia tidak hanya tertarik mengembangkan homestay, tetapi juga berkomitmen untuk membeli produk tenun khas Lotim. Selain itu, mereka juga menyatakan ketertarikan untuk membawa produk kelapa asal Lotim ke pasar Malaysia.

“Sudah ada komitmen dari mereka untuk membeli produk tenun dan juga produk kelapa. Mereka juga sudah melihat langsung kondisi Sembalun dan peluang pengembangan usaha pariwisata di sana,” jelas Widayat.
Widayat menambahkan peningkatan angka kunjungan wisata di Lotim tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Faktor-faktor seperti promosi, pemberitaan positif, dan kolaborasi antara berbagai pihak dinilai sangat berpengaruh. Ia optimis bahwa target kunjungan wisatawan sebanyak 100.000 orang dapat tercapai, asalkan semua pihak bersinergi dengan baik.
“Harapannya ke depan, kolaborasi antara akademisi, praktisi pariwisata, dan media bisa bersinergi untuk meningkatkan semua aspek. Asalkan tidak saling membuat bad news, karena bad news adalah musuh pariwisata. Kita harus fokus pada good news untuk mendukung pariwisata,” tegasnya.
Widayat juga menekankan semua upaya yang dilakukan saat ini bersifat positif dan bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata serta belanja wisatawan. Ia menyebutkan antusiasme dari pengusaha Malaysia dan Singapura sangat tinggi, terutama dalam hal pengembangan homestay dan paket perjalanan wisata.
“Mereka berkomitmen untuk membawa tamu ke Lombok Timur. Kami juga mengarahkan pengembangan ke homestay karena dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dibandingkan hotel. Homestay juga tersebar di berbagai lokasi, sehingga lebih merata manfaatnya,” ujar Widayat.
Dengan komitmen yang kuat dari para investor asal Malaysia dan Singapura, serta dukungan dari berbagai pihak, Lotim berpotensi untuk semakin meningkatkan daya tariknya sebagai destinasi wisata unggulan. Widayat meyakini bahwa dengan niat baik dan kerja sama yang solid, hasil yang dicapai akan optimal. “Setiap niat kita baik, insya Allah hasilnya akan bagus,” pungkasnya optimis.
Ke depan, pengembangan homestay dan peningkatan kualitas produk lokal seperti tenun dan kelapa diharapkan dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan asing, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.(rus)