PENURUNAN harga tiket pesawat hingga 10 persen di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) diharapkan mampu menumbuhkan kunjungan wisatawan ke NTB. Kebijakan pemerintah terhadap penurunan harga tiket pesawat selama 16 hari terhitung mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 bertujuan memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin berlibur dan merayakan Natal dan Tahun Baru 2025 di kampung halaman masing-masing. Atau mengunjungi objek-objek wisata yang ada di dalam negeri.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB, Jamaluddin, S.Sos., M.T., menyebut hingga pekan kemarin, okupansi hotel di Lombok dan Sumbawa sudah mencapai 85 persen. Pihaknya memperkirakan, okupansi hotel akan meningkat seiring dengan dimulainya penurunan harga tiket dari dan menuju Lombok.
Adanya penurunan harga tiket pesawat serta libur Nataru yang cukup panjang, okupansi hotel di NTB sampai dengan akhir tahun bisa mencapai 90 persen.
“Mudah-mudahan ini berjalan lancar karena harga tiket pesawat mulai turun. Pemerintahan Prabowo – Gibran ada perubahan, ya pelan-pelan. Harapan kami sih di penghujung tahun bisa di angka 90 persen. Tapi 85 persen saja sudah bagus, karena sudah bisa meningkatkan perekonomian,” ujarnya pekan kemarin.
Meski hanya berlaku selama 16 hari, pihaknya percaya adanya penurunan harga tiket pesawat ini mampu menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke NTB. Pasalnya, tingginya harga tiket pesawat menuju Lombok menjadi kendala utama pariwisata. Sehingga dengan adanya penurunan harga ini, dikatakan mampu menggerakkan pariwisata NTB dan berdampak pada perekonomian daerah.
Menurutnya, pemesanan kamar hotel jelang libur Nataru ini tersebar di sejumlah titik wilayah NTB, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, Senggigi, Mataram, Mandalika, dan Sumbawa.
Pemesanan didominasi oleh wisatawan mancanegara, yaitu dari negara tetangga Malaysia. Tingginya jumlah wisatawan Malaysia berwisata ke NTB dikatakan karena adanya penerbangan langsung (direct flight) antar kedua daerah ini.
Selain wisatawan asal negeri Jiran, kunjungan wisatawan ke NTB di momen Nataru ini juga didorong oleh wisatawan asal Australia, sehingga mantan Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial dan Kemasyarakatan ini sangat mendorong adanya percepatan penerbangan langsung antara Australia-Lombok maupun sebaliknya.
“Malaysia (wisatawan terbanyak, red) karena ada direct flight langsung. Harapan kami ke pemerintah pusat mudah-mudahan ada direct flight ke Australia atau Timur Tengah. Timur Tengah paling menarik karena kita terkenal dengan wisata halal,” pungkasnya. (era)