spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisBanyak Areal Belum Dibangun, PT. AP Undang Investor Berinvestasi di Kawasan BIZAM

Banyak Areal Belum Dibangun, PT. AP Undang Investor Berinvestasi di Kawasan BIZAM

Lombok (ekbisntb.com) – Kawasan Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) Lombok Tengah (Loteng) memiliki luas lahan mencaai 500 hektar. Dari 500 hektar luas lahan ini, masih banyak lahan yang belum dibangun, khususnya di bagian luar bandara atau berbatasan langsung dengan jalan raya.

Manajer Humas PT. Angkasa Pura (AP) Indonesia Cabang Bandara Lombok Arif Haryanto, menjelaskan, jika pengembangan BIZAM yang oleh PT. AP lebih fokus pada pengembangan fasilitas bandara dan keselamatan penerbangan serta lebih banyak di bagian dalam. Sementara bagian luar bandara belum dilakukan pembangunan, karena ditujukan bagi pihak yang ingin berinvestasi di bandara, seperti membangun hotel atau pusat perbelanjaan (mal).

- Iklan -

Pihaknya berharap partisipasi dari perusahaan swasta, BUMN maupun pemerintah ikut berpartisipasi mengembangkan kawasan ini, sehingga kawasan bandara bisa lebih hidup dan memberikan dampak bagi pengembangan daerah, khususnya Lombok Tengah. ‘’Lombok Tengah memerlukan pemicu (trigger) untuk pertumbuhan ekonomi. Nanti bisa melalui pembangunan hotel atau mal yang dikerjasamakan dengan kami,” ujarnya saat ditemui usai penanaman pohon serangkaian HUT Korpri dan HUT NTB ke 66 di areal bandara, Sabtu, 23 November 2024.

Diakuinya, di sekitar bandara yang beroperasi sejak tahun 2011 baru 1 hotel yang berdiri. Hotel ini berada di luar areal bandara. Beda halnya dengan Bandara Internasional Yogyakarta yang berada di Kabupaten Kulonprogo dan luasnya sama dengan BIZAM sudah ada beberapa hotel yang dibangun oleh investor. Padahal operasional bandara ini baru dibuka 6 Mei 2019, namun jumlah investasi yang dibangun di bandara ini lebih banyak dibandingkan di BIZAM.

Menurutnya, lahan bandara dirancang lebih besar dari kebutuhan saat ini. Hal ini sebagai antisipasi peningkatan jumlah trafik penumpang di masa mendatang. Untuk itu, berbagai macam antisipasi harus dilakukan. Salah satunya keberadaan lahan yang bisa dimanfaat sebagai tempat pembangunan penginapan atau pusat perbelanjaan, khususnya bagi penumpang.

Dicontohkannya di Bandara Ngurah Rai, Bali, banyak diisi oleh brand-brand internasional di dalam kawasan bandara, sementara di BIZAM belum seperti Bandara Ngurah Rai. Terkait hal ini, pihaknya terus menggandeng berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah daerah mengembangkan kawasan bandara, karena pengembangan fasilitas komersial sudah menjadi tren di bandara-bandara lain di Indonesia.

Mengenai jumlah pergerakan penumpang, Arif menyebut hingga September 2024, tercatat 1,79 juta pergerakan penumpang, dengan tingkat pemulihan (recovery rate) mencapai 86 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019 sebelum pandemi, yang mencapai 2 juta penumpang.

Diakuinya, kinerja paling signifikan terlihat pada sektor kargo. Tercatat sebanyak 10.193 ton kargo dilayani sepanjang Januari-September 2024, naik 144 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019 sebesar 7.063 ton. Lonjakan ini dipengaruhi oleh berbagai katalis, termasuk logistik ajang World Superbike (WSBK) 2021-2023 dan MotoGP 2022-2024.

Sementara pergerakan pesawat, ada 18.946 penerbangan pada Januari-September 2024. Angka ini mencapai tingkat pemulihan 92 persen dibandingkan dengan 20.514 penerbangan pada periode yang sama di 2019. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut