Lombok (ekbisntb.com) – Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Mataram mengantisipasi kenaikan inflasi menjelang akhir tahun. Kecendrungan kebutuhan pangan akan melonjak pada Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Ketersediaan stok kebutuhan pokok dipastikan aman.
Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Setda Kota Mataram, Luh Putu Sari Savitri dikonfirmasi kemarin menerangkan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah teknis untuk memastikan pengendalian inflasi di Kota Mataram. Selama ini, inflasi di Ibukota Provinsi NTB, berada dalam ring aman atau di bawah target nasional 2,5 plus minus 1. Walaupun terjadi peningkatan harga tomat dan ayam tetapi dapat dikendalikan. “Harga kebutuhan pokok sudah mulai naik seperti tomat. Kita terus berupaya mengendalikan inflasi menjelang akhir tahun,” jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram 2024 terjadi inflasi year on year sebesar 2,47 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,31 pada Juli 2023 menjadi 105,86 pada Juli 2024. Sementara itu, di bulan Agustus, inflasi mencapai 1,97 persen.
Tren penurunan inflasi Kota Mataram selama tiga bulan terakhir cukup bagus, tetapi perlu juga diambil langkah-langkah cepat untuk mengendalikan harga. Ia bersyukur organisasi perangkat daerah telah paham pola atau skema pengendalian harga melalui pasar rakyat dan gelar pangan murah. “Harus segera membangun koordinasi dengan OPD teknis. Kita bersyukurnya OPD teknis sudah tahu pola untuk menangani gejolak harga,” ujarnya.
Dipastikan, stok sepuluh komoditas pangan masih aman sampai bulan Desember. Kendati demikian, tingginya kebutuhan bahan pokok menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru perlu diantisipasi.
Di satu sisi, ia menggambarkan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran dari total sebelas indeks kelompok. Yaitu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,82 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,97 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,72 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,14 persen. Kelompok transportasi sebesar 1,90 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,84 persen. Kelompok pendidikan sebesar 1,57 persen. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,75 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen. Sedangkan penurunan indeks kelompok pengeluaran terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,77 persen. “Kondisi inflasi di Kota Mataram masih wajar,” katanya.
Adapun perkembangan harga berbagai komoditas pada September 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kota Mataram, pada September 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,97 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,92 pada September 2023 menjadi 105,97 pada September 2024. Sedangkan untuk tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,08 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 0,94 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran dari total sebelas indeks kelompok. Diantaranya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,82 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,97 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,72 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,14 persen. Kelompok transportasi sebesar 1,90 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,84 persen. Kelompok pendidikan sebesar 1,57 persen. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,75 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen.
Perihal hadiah disiapkan pemerintah pusat mencapai Rp1 triliun bagi daerah dengan capaian inflasi rendah selama tiga bulan terturut-turut? Ia menegaskan, Pemkot Mataram relatif berhasil mengendalikan inflasi selama tiga bulan. Selain itu, data inflasi secara konsisten disampaikan ke pemerintah pusat. Hal ini menjadi pertimbangan pemerintah pusat untuk memberikan hadiah. “Tahun 2023, kita dapat TPID Award,” demikian kata dia. (cem)