Lombok (ekbisntb.com) – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan kembali menggelar Rinjani Travel Mart (RTM) ke-5 pada 4-6 November 2024. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan para pelaku industri pariwisata, dengan partisipasi seller (penjual) nasional dan buyer (pembeli) internasional dari berbagai negara.
Ketua ASITA NTB, Dewantoro Umbu Joka, menjelaskan bahwa RTM tahun ini akan dihadiri sekitar 100 buyer dari Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Uni Emirat Arab, sementara seller berjumlah 50 pelaku industri wisata lokal NTB. Kegiatan ini akan mempertemukan travel agent, pengelola akomodasi, UMKM, dan desa wisata untuk memperkenalkan potensi pariwisata NTB.
“Partisipasi sudah mencapai 75 persen, terdiri dari berbagai pelaku usaha pariwisata. Ini akan menjadi kesempatan bagi kami untuk meningkatkan kolaborasi demi pariwisata berkelanjutan,” ujar Umbu Joka, Senin di Mataram.
RTM ke-5 ini bertema “Kolaborasi dan Harmoni untuk Pariwisata Berkelanjutan,” dan akan berlangsung di Kota Mataram. Rangkaian kegiatan meliputi makan malam bersama di Pendopo Wali Kota Mataram pada 4 November. Pada hari kedua, 5 November, akan diadakan sesi table top atau forum bisnis di hotel, diikuti dengan tur wisata ke destinasi di Lombok Selatan, termasuk Pantai Selong Belanak dan Bukit 360 di Sirkuit Mandalika.
ASITA NTB menargetkan transaksi mencapai Rp17 miliar dalam RTM kali ini, lebih tinggi dari target RTM 2022 yang berhasil meraih Rp15 miliar. “Transaksi ini mencerminkan potensi kedatangan wisatawan ke NTB serta dampak ekonominya bagi masyarakat,” tambah Umbu Joka.
Ia juga menekankan pentingnya RTM untuk mendukung target kunjungan 2,5 juta wisatawan ke NTB pada 2024, dengan 60 persen di antaranya adalah wisatawan domestik. Menurutnya, promosi dan kolaborasi asosiasi pariwisata sangat berperan dalam pencapaian target tersebut.
Akram Wirahadi, Penasehat ASITA NTB, menyatakan bahwa peran seluruh elemen, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, sangat diperlukan. “Pemda perlu mendukung kebijakan dan regulasi yang kondusif untuk pariwisata, karena peningkatan kunjungan wisatawan akan berimbas pada pendapatan daerah,” ujar Akram.
RTM ke-5 ini diharapkan dapat mendongkrak pariwisata NTB, meningkatkan kualitas SDM, serta mendukung layanan yang lebih baik bagi wisatawan di masa mendatang. (ant)