Bantuan pangan beras untuk penanganan bencana yang tersedia di Pemkab Lombok Barat (Lobar) limit. Beras untuk korban hanya disediakan 5 ton pada anggaran perubahan (APBD Perubahan) tahun ini. Jumlah ini tidak akan cukup, menyusul dampak bencana kekeringan meluas. Sejauh ini belum ada petani gagal panen yang mengajukan permohonan bantuan beras ke Pemkab Lobar.
“Yang tersedia bantuan beras untuk bencana 5 ton, itu yang di DPA pada perubahan (APBD perubahan),” kata Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Lobar, H. Khalid, Minggu 29 September 2024.
Seharusnya, kata dia, yang ideal bantuan beras yang disiapkan 10 ton untuk mengantisipasi bencana di Lobar, sehingga Pemda Lobar tidak perlu pusing-pusing mencari back up di tempat lain. Seperti bantuan beras 5 ton yang diserahkan ke nelayan terdampak banjir rob wilayah Gerung belum lama ini, diberikan oleh Pemprov NTB.
Namun yang diberikan anggaran penanganan dampak bencana kekeringan ke Dinas Ketahanan Pangan sekadar saja. Pada APBD Perubahan diberikan anggaran beberapa puluh juta saja untuk pengadaan beras sekitar 5 ton. Dengan beras 5 ton ini, hanya sebagian saja yang kemungkinan bisa disasar. Sementara fakta di lapangan kekeringan meluas. “Kekeringan ini menyeluruh,” ungkapnya.
Menurutnya kalau ditanya cukup atau tidak? Tidak mencukupi karena luas wilayah Lobar 10 kecamatan, kalau semuanya meminta bantuan tentu pihaknya akan kewalahan. Karena ditambah lagi tidak ada biaya droping, sebab anggaran yang diberikan murni untuk bantuan saja. Belum lagi, lanjutnya, potensi bencana pada akhir tahun ini. Khalid tak menampik, jika Dinas Ketahanan Pangan dianaktirikan dalam pengalokasian bantuan. Padahal menurutnya dinas ini sangat vital dalam penanganan bantuan bencana yang tiap tahun melanda daerah ini.
Ditanya apakah ada yang sudah disalurkan kepada petani gagal panen akibat kekeringan? Khalid mengaku belum disalurkan, karena permintaan dari petani belum ada yang masuk ke dinas. “Belum ada yang datang ke kita untuk meminta bantuan,” tambahnya.
Kalau ada permohonan, itu akan ditindaklanjuti dengan turun melihat kondisi yang ada di lapangan. Ia menambahkan dengan kondisi anggaran di dinas yang sangat minim dan terbatas, ditambah kondisi di daerah (dampak kekeringan), pihaknya berharap agar perjalanan dinas ke luar daerah betul-betul selektif. (her)