Mataram (Ekbis NTB) – Rumah Perempuan Migran (RPM) menggelar Empowerment Summit: Migrantpreneurs Connection Day, dengan tema “Pemberdayaan Sosial Ekonomi Pekerja Migran Indonesia di Nusa Tenggara Barat” di Gedung Dome Universitas Mataram, Kamis, 30 Mei 2024 pukul 09.00 WITA. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program-program RPM sebelumnya yang telah dilaksanakan sejak Januari-Mei 2024.
RPM fokus pada pemberdayaan wirausaha perempuan pekerja migran, khususnya dalam pengembangan UMKM di beberapa wilayah Pulau Lombok. Program pemberdayaan ini diinisiasi oleh tiga perempuan: yaitu Mega Nisfa Makhroja, Annisa Pratiwi dan Dina Eka Putri.
Saat ini pemberdayaan tersebut terpusat di Lombok Barat, Gunung Sari dan beberapa wilayah seperti Sekotong, Kuta dan Karang Bayan karena adanya potensi pekerja migran yang perlu diberdayakan di daerah tersebut.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, MH yang hadir di acara tersebut, menyampaikan bahwa persoalan pekerja migran tidak dapat ditangani oleh pemerintah saja karena keterbatasan dari segala aspek, baik dari segi anggaran, SDM, termasuk juga akses-akses lain yang dibutuhkan pemerintah.
Ia menerangkan bahwa pemerintah sangat membutuhkan peran dari stakeholder terkait, untuk menangani masalah-masalah pekerja migran. “Berbicara tentang pemberdayaan, tentu akan terkait dengan masalah bagaimana kita menyiapkan pekerja migran mulai dari hulu hingga ke hilir. Baik dari segi keterampilan, skill, akses informasi dan akses-akses lainnya. Sehingga kita bisa menjadi mandiri dan berkualitas, hasil selama di luar negeri bisa digunakan untuk hal-hal yang bersifat produktif,” ujarnya.
Rumah Perempuan Migran menawarkan beberapa solusi termasuk pelatihan intensif selama 2 bulan, baik secara langsung maupun daring. Mereka juga melakukan pendampingan untuk mendapatkan akses permodalan bersama mitra-mitra dari pihak perbankan, dan memperkenalkan aplikasi untuk membantu literasi keuangan bagi penerima manfaat UKM yang mereka dirikan.
Saat ini, jumlah penerima manfaat program mereka saat ini sebanyak 54 orang yang sudah mendapatkan akses permodalan, diantaranya 12 orang yang sudah mendapatkan akses permodalan yang lebih tinggi, dan 2 orang yang sudah disetujui. Selain mendapatkan suntikan dana dari RPM, mereka juga mendapatkan modal dari pihak-pihak swasta yang juga membantu.
Berbagai jenis produk yang digeluti oleh penerima manfaat meliputi makanan ringan, jajanan pasar, tas dari rotan, dan beberapa jenis produk lainnya yang akan didistribusikan melalui aplikasi yang dibuat RPM yaitu aplikasi JUANG (Jejaring Usaha Anak Negeri), yang sudah terkoneksi dengan aplikasi pasar online lainnya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan memberikan respons positif dengan membantu memfasilitasi program ini, terutama dalam pelatihan. “Support penjualan dan distribusi masih dalam proses, Insha Allah setelah ini akan kami perluas lagi jaringannya dengan mengadakan migration connecting day dengan harapan teman-teman pelaku usaha ini dapat berkontribusi dengan bisnis dan kementerian untuk membangun jejaring,” ucap Mega. (ulf)
Artikel lainnya….
Ketahui Perkembangan IKN dan Larangan Saat di Dalam Kawasan
Apindo Rekomendasikan MLT BPJS Ketenagakerjaan Selain Tapera
Pemerintah Sebut Tiga KEK Baru Mampu Bangkitkan Ekonomi Kawasan