Lombok (ekbisntb.com) –

Perekonomian Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menunjukkan tren positif dengan tumbuh sebesar 3,87 persen pada triwulan II tahun 2025 secara year on year (y-on-y).

Pencapaian ini menjadi sorotan mengingat terjadi kontras dengan kondisi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang justru mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,82 persen pada periode yang sama.
Memasuki triwulan ke III tahun 2025 ini diyakini ekonomi Lotim akan jauh lebih baik.
Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Lotim, Lalu Mustiarep menyatakan optimisme bahwa realisasi belanja pemerintah akan membaik pada triwulan III.
Untuk terus mendongkrak pertumbuhan, pemerintah daerah mencanangkan sejumlah langkah strategis.
“Yang perlu digenjot untuk peningkatan ekonomi yakni upaya Pemerintah Daerah saat ini pertama percepatan realisasi APBD, yang kedua pertumbuhan lapangan usaha sektor tersier capaian triwulan II sebesar 15,65 persen, ketiga percepatan realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah, dan keempat pengendalian harga bahan pokok,” urainya, Senin, 29 September 2025.
Potensi pengungkit ekonomi lainnya datang dari event internasional Mandalika Grand Prix (MotoGP).
Mustiarep menyoroti bahwa kehadiran event ini akan mendorong peningkatan belanja pemerintah dan swasta.
“Pengadaan barang dan jasa di masyarakat dapat berdampak langsung pada peningkatan daya beli masyarakat,” tuturnya.
Ia mengakui bahwa untuk sementara ini dampak operasional logistik untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) belum terlalu terasa maksimal. Namun, ia memproyeksikan dampak positif yang signifikan ke depannya, khususnya bagi sektor pertanian lokal.
“Ke depan tentunya kebutuhan MBG akan berdampak secara langsung pada sektor pertanian, yakni pengadaan bahan makanan hasil pertanian untuk kebutuhan MBG akan semakin meningkat,” pungkas Mustiarep.
Pertumbuhan positif di triwulan II ini, yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), menjadi modal berharga bagi Lombok Timur untuk terus mengakselerasi pemulihan dan pertumbuhan ekonominya di tengah tantangan regionalBerdasarkan data BPS di triwulan II ini saja ekonomi Lotim tumbuh positif.
Komposisi pendorong pertumbuhan dari sisi pengeluaran mengungkapkan ketimpangan. Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi) yang mencapai 5,01 persen, diikuti Konsumsi Akhir Rumah Tangga sebesar 3,33 persen.
Sementara itu, Konsumsi Akhir Pemerintah atau realisasi belanja pemerintah tumbuh sangat rendah, yaitu hanya 0,29 persen.
Dia menjelaskan bahwa rendahnya realisasi belanja pemerintah pada triwulan II diduga kuat disebabkan oleh kebijakan pengetatan belanja dari Pemerintah Pusat.
“Pada saat triwulan II Pemerintah pusat melakukan pengetatan belanja pemerintah, sedang penataan strategi belanja, regulasi masih penyempurnaan, dan lain-lain. Sehingga realisasi belanja pemerintah masih tergolong rendah,” jelas Mustiarep. (rus)