Lombok (ekbisntb.com) – PT. Gerbang NTB Emas (GNE), BUMD aneka usaha milik Pemprov NTB, tengah berupaya keras untuk melakukan pembenahan menyeluruh. Plt. Dirut GNE, Lalu Anas Amrullah, mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini menghadapi sejumlah tantangan yang memerlukan penanganan serius dari seluruh pihak terkait.
“GNE sedang dalam proses pembenahan. Kami telah mengidentifikasi sejumlah permasalahan dan sedang mencari solusi terbaik. Salah satu fokus utama kami adalah memaksimalkan potensi yang ada,” ujar Anas, di ruang kerjanya, Jumat, 29 November 2024.
GNE menurutnya saat ini menghadapi sejumlah tantangan, seperti beban utang yang cukup besar. terutama di sejumlah perbankan. Pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan bank-bank tersebut untuk mendapatkan skema pembayaran utang yang lebih menguntungkan (restrukturisasi).
Selain itu, PT. GNE juga dihadapkan pada persoalan beban operasional yang tidak seimbang dengan pendapatan.
“Saya masuk disini sudah dihadapkan pada kondisi yang minus, bukan nol lagi, minus,” kata Anas.
Sejumlah persoalan yang cukup komplik, kata Anas, sudah dilakukan pemetaan, dan rumusan penyelesaian persoalannya. Melihat persoalan-persoalan tersebut, menurutnya, membutuhkan kerjasama seluruh pihak. Menurutnya, tidak cukup hanya direksi, atau komisaris sendiri yang menyelesaikan persoalan-persoalan dimaksud.
Dalam hal ini, Pemprov NTB selaku pemegang saham pengendali juga harus melakukan fungsinya secara maksimal.
“Persoalan-persoalan ini tidak bisa hanya kami saja yang menanganinya. Harus bersama-sama,” tambahnya.
Ditambahkannya, terhadap sejumlah persoalan yang dihadapi GNE saat ini, kata Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Provinsi NTB ini, secara tegas ia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurai persoalan dan menyehatkan perusahaan.
Diantara mengurangi beban operasional dengan melakukan efisiensi di berbagai sektor. Mengevaluasi kinerja unit usaha dan melakukan restrukturisasi jika diperlukan. Serta fokus menyelesaikan kewajiban kepada pihak ketiga dengan mekanisme yang tidak memberatkan.
“Karena sebenarnya tidak mungkin menyelesaikan kewajiban tersebut dengan kondisi keuangan perusahaan seperti sekarang ini. karena itu, kami juga masih meunggu hasil audit Inspektorat supaya ada semaacam ada titik start. Siapapun direksi kedepan, dia punya dasar pijakan, mulainya dari mana untuk mengelola perusahaan ini,” katanya.
Kendati demikian, ia masih melihat potensi besar GNE untuk berkembang. Targetnya perusahaan ini bisa tumbuh dan berkembang secara berkualitas.
“Karena itu, kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan penuh, baik dalam bentuk penyertaan modal maupun pengawasan yang efektif. Penyertaan modal yang konsisten akan sangat membantu GNE dalam memperkuat struktur keuangan dan mengembangkan bisnis,” ujarnya.
Selama berdirinya PT. GNE, penyertaan modal yang diberikan pemegang saham sebesar Rp25 miliar secara bertahap. Itupun, diatas 50 persen penyertaan modal dalam bentuk asset. Dengan penyertaan modal yang harapannya konsisten bisa direncanakan setiap tahun, maka mudah bagi perusahaan untuk memetakan potensi bisnis yang bisa dikembangkan. Dalam jangka panjang, GNE diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pendapatan daerah.
“Kami optimis bahwa dengan kerja sama yang baik antara manajemen, pemerintah, dan seluruh stakeholder, GNE dapat tumbuh menjadi perusahaan yang kuat dan berdaya saing,” pungkas Anas.(bul)