Lombok (ekbisntb.com) – Pemprov NTB tetap beri atensi pada pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim. Hal ini sesui dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 serta RPJMN 2025-2029.
Berkaitan dengan hal tersebut Pemprov NTB bersama dengan NTB Climate and Environment Consortium telah melakukan pertemuan beberapa waktu lalu guna menggagas kegiatan Low Carbon Event di Kota Mataram yang akan digelar awal Desember 2024. Hal ini sebagai bentuk komitmen NTB dalam mendorong pembangunan rendah karbon dan ramah lingkungan.
Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB Wahyu Hidayat mengatakan, saat ini masih dalam tataran penyusunan konsepnya oleh Bappeda dan OPD teknis lainnya. Belum sampai pada tataran proses perizinan maupun penyelenggaraan investasinya.
“Tapi sejak awal penyusunannya kami selalu mendampingi sekaligus mempelajari bentuk dan memberikan dukungan sesuai tugas dan fungsi,” kata Wahyu Hidayat kepada Ekbis NTB, Senin 28 Oktober 2024.
Dalam perencanaannya, kegiatan ini akan menghadirkan perwakilan dari Kedutaan Swedia, Kedutaan Inggris, Asian Development Bank (ADB), Bank Dunia, serta Bappenas. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat inisiatif hijau di NTB, serta memberikan dukungan teknis untuk menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.
Dalam rangkaian persiapan, NTB Climate and Environment Consortium bersama Pokja Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim Provinsi NTB memastikan keselarasan untuk mencapai target berkelanjutan.
Salah satu fokusnya adalah penggunaan bahan baku dari jerami dan sisa limbah pertanian sebagai material bangunan. Material ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki kemampuan isolasi tinggi, yang berpotensi mengurangi kebutuhan energi untuk pendinginan ruangan.
Selain itu, bahan lokal ini dapat diolah dengan melibatkan masyarakat setempat, sehingga memberikan nilai ekonomi tambahan bagi sektor pertanian dan menciptakan produk yang lebih terjangkau.
Inisiatif ini tidak hanya bertujuan mengurangi emisi karbon, tetapi juga mengembangkan rantai pasokan bahan bangunan berkelanjutan di NTB. Dengan dukungan dan komitmen bersama, acara ini diharapkan menjadi langkah besar bagi NTB dalam membangun ekosistem pembangunan rendah karbon yang tangguh dan mandiri, serta mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan di masa depan.(ris)