Lombok (ekbisntb.com) – Permintaan terhadap telur ayam di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami lonjakan signifikan dalam sepekan terakhir. Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Rakyat (Petarung) NTB, Ervin Tanaka, menyebutkan bahwa peningkatan permintaan tersebut mencapai hampir 50 persen, diduga dipicu oleh gelaran Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) yang tengah berlangsung di wilayah NTB.
“Permintaan telur meningkat tajam, kelihatan sekali naiknya. Saya perkirakan hampir 50 persen. Selain dari pelanggan lama, permintaan baru juga mulai masuk. Ini sudah berjalan sekitar seminggu,” ungkap Ervin saat diwawancarai di Mataram, Senin, 29 Juli 2025.

Menurut Ervin, lonjakan permintaan ini menjadi angin segar bagi para peternak ayam petelur di NTB, terutama anggota Petarung NTB. Meskipun sebagian kandang mengalami kekosongan stok karena permintaan tinggi, suplai telur masih bisa dijaga melalui kerja sama antarpeternak.
“Beberapa kandang memang sudah habis stoknya, tapi masih ada juga yang bisa menyuplai. Kalau ada kandang teman yang kosong, kita saling bantu ambil dari kandang peternak lain. Jadi sejauh ini suplai masih terjaga,” jelasnya.
Ervin mengakui bahwa tingginya permintaan juga memicu kenaikan harga telur di pasaran. Namun, kenaikannya masih tergolong wajar dan tidak membebani konsumen secara signifikan.
“Karena demand tinggi, memang ada sedikit kenaikan harga. Tapi masih dalam batas wajar dan disesuaikan dengan kondisi stok di lapangan,” ujarnya.
Ervin menilai pelaksanaan event nasional seperti FORNAS membawa dampak positif terhadap perputaran ekonomi daerah, khususnya bagi pelaku usaha sektor peternakan. Ia bahkan berharap event serupa bisa digelar secara berkala.
“Kita berharap ada event besar seperti FORNAS ini bisa rutin diadakan tiga bulan sekali. Dampaknya sangat terasa bagi peternak, apalagi tidak ada hari besar keagamaan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Meskipun lonjakan permintaan memberi keuntungan secara ekonomi, Ervin mengingatkan agar para peternak tetap fokus menjaga keberlanjutan produksi dan pasokan telur di tengah fluktuasi permintaan.
“Stok memang sempat terkuras, tapi kami terus berupaya menjaga keseimbangan antara produksi dan distribusi. Dengan kerja sama antarpeternak, suplai tetap aman,” tutupnya.(bul)