spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiMasyarakat Mengaku Belum Siap Adanya Rencana Tarif Ojol Naik

Masyarakat Mengaku Belum Siap Adanya Rencana Tarif Ojol Naik

Lombok (ekbisntb.com) – Kenaikan tarif ojek online atau Ojol yang rencananya akan diterapkan menuai penolakan dari berbagai kalangan masyarakat di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Para pedagang, pelajar, hingga ibu rumah tangga mengaku belum siap menghadapi lonjakan biaya transportasi tersebut.

Pedagang Pasar besar Ampenan, Mataram misalnya mereka mengeluhkan Biaya Operasional apabila rencana kenaikan tarif diterapkan. Salah satunya Riyadi (45) yang sangat bergantung pada jasa ojol untuk mengangkut barang dagangannya. “Kalau tarif naik, otomatis biaya operasional saya juga ikut naik. Sekarang saja sudah pas-pasan, apalagi nanti,” keluhnya.

- Iklan -

Lebih lanjut, kata Riyadi, kenaikan tarif akan berdampak pada harga barang yang harus ia naikkan. “Ujung-ujungnya, konsumen yang menanggung beban,” tambahnya.

Hal yang sama juga juga dialami para pelajar, Ade Hanafi (16), pelajar kelas 10 SMKN 1 Mataram, khawatir dengan rencana kenaikan tarif ojol. Setiap hari, ia mengandalkan ojek online untuk pulang-pergi sekolah. “Kalau tarif naik, uang jajan saya bisa habis buat ongkos saja. Padahal, saya juga butuh uang untuk makan dan beli keperluan sekolah,” ujarnya.

Ade berharap pemerintah atau perusahaan ojol mempertimbangkan nasib pelajar yang sangat bergantung pada layanan ojek online tersebut.

Senada dengan itu, gelombang protes rencana kenaikan tarif ojol juga dilakukan Hayuning (38), ibu rumah tangga warga Jl. Jend. Sudirman No. 08, Rembiga, Kecamatan Selaparang. Mataram, menyayangkan adanya rencana kenaikan tarif, sebab ia mengaku ojol adalah solusi praktis untuk mobilitasnya.

“Saya sering pakai ojol untuk belanja atau antar-jemput anak. Kalau tarif naik, mau tidak mau harus mengurangi frekuensi pemakaian,” katanya. Ia menambahkan, kenaikan tarif akan memberatkan keluarga dengan penghasilan pas-pasan.

Ketiga narasumber sepakat bahwa kenaikan tarif ojol akan membebani masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil. Mereka berharap pemerintah dan perusahaan penyedia layanan bisa mencari solusi lain, seperti subsidi atau insentif, agar tarif tetap terjangkau Serta tidak membebani mitra maupun pelanggan. (r/*)

Artikel Yang Relevan

Iklan




Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut