Lombok (ekbisntb.com) – Cuaca ekstrem yang melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) selama musim kemarau ini mengancam produksi tembakau. Hujan deras yang kerap turun, bahkan menyebabkan banjir di beberapa wilayah seperti di Kota Mataram awal Juli lalu,  mempersulit petani.  Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, M. Taufieq Hidayat, menyatakan kondisi ini  menyulitkan petani, terutama karena tembakau sangat sensitif terhadap air.  Banjir dapat menurunkan kualitas tembakau secara drastis, baik bagi tanaman yang sudah besar maupun yang baru ditanam.

Taufieq menegaskan, pihaknya sejak awal tidak merekomendasikan penanaman tembakau di lahan sawah, terutama yang rawan banjir.  Sesuai arahan Kementerian Pertanian, lahan sawah diprioritaskan untuk komoditas pangan seperti padi.  “Lahan baku sawah kita posisikan untuk ketahanan pangan.  Menanam tembakau di lahan sawah tanpa sistem drainase dan irigasi yang baik sangat berisiko,” tegasnya.  Risiko tersebut, kata Taufieq, tidak hanya berdampak pada hasil panen, tetapi juga merusak kualitas daun tembakau.

- Iklan -

Pihak perusahaan pembeli tembakau juga telah memperingatkan petani akan risiko menanam di lahan yang tidak sesuai.  Kualitas tembakau yang tidak memenuhi standar akibat cuaca buruk berpotensi membuat hasil panen ditolak atau dihargai rendah.  Oleh karena itu, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB mengimbau petani untuk lebih selektif memilih lahan tanam yang memiliki sistem pengelolaan air yang memadai guna menghindari kerugian. (bul)