Lombok (ekbisntb.com) – Antrean calon jemaah haji di Provinsi NTB terbilang cukup tinggi. Jika dilihat dari dana yang masuk ke Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH), nilainya sudah mencapai lebih dari Rp3,6 triliun.
Nilai dana calon jemaah Haji ini dihitung dari jumlah calon jemaah haji asal Provinsi NTB yang sudah masuk dalam daftar antre sebanyak 147.932 orang.
Dengan asumsi jika dihitung rata rata untuk mendapatkan kursi haji harus menempatkan dana Rp25 juta. Dikalikan 147.932 calon jemaah haji yang sudah terdaftar, sehingga total nilai dananya Rp3.698.300.000.000 (Rp3,6 triliun lebih).
Sekretaris Badan BPKH, Ahmad Zak di Mataram, 26 September 2024 mengatakan, secara nasional, BPKH sampai Maret 2024 mengelola dana haji Rp163, 17 triliun. Dengan jumlah calon jemaah yang masuk daftar tunggu mencapai 5.442.053 orang.
Zak menegaskan, dana haji yang dikelola BPKH dijamin aman dan tidak dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur apapun. Bahkan dipastikan tidak ada celah dana haji digunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan dan mekanisme BPKH.
BPKH juga dalam menjaga integritas para pegawainya, secara berkala melakukan beberapa program. Seperti untuk SMAP (Sistem Manajemen Anti Penyuapan) yang sudah dikerjasamakan dengan KPK, hal ini sebagai salah usaha mitigasi dan pencegahan keamananya.
“Total dana yang dikelola BPKH saat ini sebesar Rp169 triliun, semoga kita bisa mencapai Rp170 triliun sampai akhir tahun. Dan dijamin tidak ada dana haji yang dipakai untuk infrastruktur, IKN, TOL dan lainnya,” ujarnya.
Dari total dana haji yang dikelola saat ini, dirinci Rp122,49 triliun atau sebesar 75% untuk investasi berupa Surat Berharga, Emas dan Surat Berharga lainnya sebesar Rp118,06 triliun. Investasi langsung Rp4,03 triliun dan investasi lainnya Rp0,4 triliun.
Sementara untuk penempatan dana di Bank Syariah nilainya sebesar Rp40,67 triliun untuk giro, tabungan dan deposito syariah lainnya.
“Instrument Investasinya seluruh kinerjanya bagus semua, mungkin ratenya yang berbeda beda. Tapi secara garis besarnya diatas 6 persen, hasilnya setahun itu bisa lebih dari Rp1 triliun (investasi dan bank),” jelasnya.(bul)