Mataram (EkbisNTB.com) – Desa wisata Aik Berik, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, menjadi satu-satunya desa wisata yang masuk dalam 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat. Air Terjun Benang Kelambu dan Benang Stokel menjadi pesona yang menarik perhatian wisatawan.
Menurut Kepala Bidang Destinasi pada Dinas Pariwisata Provins NTB, Chandra Aprinova menyebutkan, sejumlah 11 desa wisata perwakilan NTB yang masuk dalam 500 besar Anugerah Desa wisata Indonesia (ADWI), namun hanya satu desa yang masuk kedalam 50 besar, yakni Desa Aik Berik, Kecataman Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah.
“Aik Berik masuk dalam 50 besar ADWI, awalnya 11 yang versi 500 kemudian menjadi 50,” terangnya.
Chandra mengatakan, Dispar Provinsi NTB, akan fokus melakukan pendampingan pengembangan pariwisata di Desa Aik Berik sampai masuk dalam desa wisata dunia.
“Kita akan terus dampingi, kelengkapan-kelengkapan administrasi akan kita dampingi secara informal juga kita tetap berkomunikasi dengan juri,” lanjutnya.
Sejumlah 15 desa wisata di NTB, mendaftar untuk masuk dalam anugerah desa wisata indonesia. Penilaian dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melihat pengelola serta masyarakat Desa Aik Berik bekerja sama dalam menjaga keasrian alam serta aktif dalam memberikan data kunjungan wisata ke daerah tersebut.
“Pariwisata kita sekarang banyak membahas wisata berkelanjutan ya, dan disana masyarakat yang ada di Aik Berik juga betul-betul menjaga kelestarian alamnya,” ujarnya.
Selain itu, perputaran ekonomi kreatif akibat perkembangan pariwisata hijau di Desa Wisata Aik Berik juga tetap berjalan seperti penyediaan area perkemahan, usaha pemandu wisata, serta UMKM yang ada di Desa Aik Berik tetap aktif.
Sesuai arahan Kemenparekraf lanjutnyq, program pariwisata yang diusung yaitu quality tourism. Artinya, wisatawan yang data ke NTB tidak harus banyak, akan tetapi harus berkualitas.
Program quality tourism ini, juga dinilai dapat menjaga destinasi wisata yang ada di NTB, karena tidak banyak wisatawan atau pengunjung yang datang untuk berwisata, sehingga kelestarian wisata tetap aman.
“Tidak harus banyak wisatawan tapi mereka berkelas dan spend a lot of money,” tambahnya.(era)