26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiBibit Ikan Nila Lombok Barat Diminati Hingga Pasar Bali

Bibit Ikan Nila Lombok Barat Diminati Hingga Pasar Bali

Lombok (ekbisntb.com) — Permintaan bibit ikan nila dari berbagai daerah masih terus mengalir ke Lombok Barat, meski dalam lima bulan terakhir pasar ikan konsumsi mengalami pelemahan. Bibit produksi Dusun Embung Pas, Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, bahkan telah rutin dikirim hingga Bali dan Pulau Sumbawa.

  1. Sahabudin, pembudidaya ikan nila yang sudah berkecimpung lebih dari dua dekade, mengatakan minat terhadap pembelian bibit nila tetap stabil.

“Alhamdulillah, peminat bibit ikan, terutama nila, masih cukup besar. Peluang bisnisnya masih terbuka lebar,” ujarnya.

- Iklan -

Bibit nila produksi Sahabudin tidak hanya memenuhi kebutuhan petani lokal di Lombok, tetapi juga menjadi pemasok utama untuk wilayah Bali dan sebagian daerah timur seperti Sumbawa.

Untuk Bali, bibit dikirim ke Danau Batur, Kintamani, yang menjadi sentra penebaran nila terbesar di provinsi tersebut. Adapun permintaan dari kawasan timur didominasi oleh petani lokal dan tradisional.

Menurut Sahabudin, pengiriman ke Bali dan Sumbawa berlangsung secara rutin setiap bulan.

“Sekali kirim ke Bali bisa mencapai 50 ribu ekor. Dalam kondisi tertentu bisa sampai tiga kali lipat dalam satu bulan, tergantung kesiapan bibit,” jelasnya.

Tiap daerah memiliki preferensi ukuran bibit yang berbeda. Petani di Lombok dan Sumbawa umumnya memilih bibit berukuran 1–2 sentimeter, sedangkan permintaan dari Bali cenderung ukuran lebih besar, yakni grade 9–12 sentimeter. Ukuran besar tersebut dinilai lebih efektif untuk penebaran di danau dan mempercepat fase pemeliharaan.

Sahabudin telah menjalankan usaha pembenihan sejak 2001. Awalnya ia memproduksi bibit ikan carp, lele, dan gurami. Namun pada 2017 terjadi serangan virus pada carp, sehingga banyak petani beralih ke budidaya nila yang dinilai lebih kuat dan diminati pasar.

“Ikan nila fisiknya lebih kuat, pertumbuhannya bagus, dan rasanya pun lebih gurih,” tambahnya.

Saat ini kapasitas produksi tempat pembenihan miliknya mampu menyiapkan hingga 2 juta bibit nila per bulan. Pada musim tebar, seluruh bibit biasanya terserap habis oleh pasar.

Meski permintaan bibit masih stabil, tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah melemahnya pasar ikan konsumsi. Harga bibit sendiri relatif stabil karena sudah ditetapkan berdasarkan ukuran, tetapi daya beli masyarakat untuk ikan konsumsi turun signifikan.

“Daya beli masyarakat turun. Akibatnya, pasar ikan konsumsi ikut melemah,” ungkapnya. Kondisi tersebut berlangsung dalam sekitar lima bulan terakhir.

Pelemahan pasar ini menyebabkan petani tidak bisa melakukan panen tepat waktu, sehingga pengambilan bibit baru menjadi tertunda. “Karena pasar lesu, petani molor mengambil bibit. Pengaruhnya cukup besar bagi kami,” ujarnya.

Meski demikian, Sahabudin optimistis bahwa permintaan akan kembali meningkat seiring perbaikan daya beli masyarakat dan kebutuhan budidaya yang terus berjalan.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut