spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisPotensi Besar NTB, Jadi Produsen Benih Kerang Mutiara

Potensi Besar NTB, Jadi Produsen Benih Kerang Mutiara

Lombok (ekbisntb.com) – Provinsi NTB memiliki potensi besar untuk menjadi produsen benih kerang mutiara nasional. Jika potensi besar ini serius dikembangkan, daerah ini bisa mempertahankan statusnya sebagai penghasil mutiara kelas dunia dalam jangka panjang.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, H. Muslim, ST.,M.Si melalui Kepala UPTD BPBPP Sekotong, Munadi mengungkapkan, NTB pernah berjaya sekitar 15 tahun lalu dengan produksi mutiara berkualitas tinggi yang diekspor ke berbagai negara. Kini, geliat itu mulai terlihat kembali.

- Iklan -

Menurut Munadi, perusahaan mutiara di NTB memang tidak sebanyak dulu. Namun, tren budidaya mutiara sudah mulai bangkit kembali.

“Kami di balai berharap ada segmentasi usaha. Jadi, budidaya mutiara tidak hanya dilakukan perusahaan besar, tetapi juga bisa melibatkan masyarakat. ini yang sedang kita kembangkan,” jelasnya.

Model Kemitraan dengan Masyarakat

BPBPP Sekotong menurutnya saat ini fokus menghasilkan benih kerang mutiara (kolektor) melalui laboratorium khusus. Dengan ukuran tertentu yang bisa didistribusikan ke masyarakat untuk dibesarkan.

“Masyarakat bisa memelihara kerang hingga ukuran 5–7 sentimeter. Setelah itu bisa dijual ke perusahaan untuk dibesarkan hingga menghasilkan mutiara siap jual,” jelas Munadi di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Senin, 25 Agustus 2025.

Model kerjasama usaha ini dinilai lebih realistis bagi masyarakat karena tidak membutuhkan biaya operasional besar. Kerang mutiara tidak perlu diberi pakan tambahan, hanya membutuhkan pemeliharaan rutin seperti pembersihan setiap dua hingga tiga minggu sekali. Namun, modal awal tetap diperlukan untuk pembuatan longline budidaya. Satu unit longline dengan panjang 100 meter, kata Munadi, bisa menghabiskan biaya Rp15–20 juta.

Kapasitas Produksi Balai

Saat ini BPBPP Sekotong memiliki sekitar 400 indukan kerang mutiara. Dari jumlah tersebut, hanya sebagian yang siap dipijahkan.

“Kalau induknya bagus, bisa menghasilkan jutaan larva. Kalau tingkat keberhasilan dari larva hingga usia 45 hari sekitar 10 persen. Itu sudah sangat lumayan,” katanya.

Dengan fasilitas 12 bak fiber, balai mampu menampung hingga 200 lembar kolektor per bak. Artinya, kapasitas produksi bisa mencapai sekitar 2.000 lembar per periode. Satu lembar kolektor berisi sekitar 2.000–2.500 ekor benih. Jika dikalkulasikan, potensi produksi bisa mencapai jutaan benih kerang mutiara setiap tahunnya.

Dukungan Sarana dan Pasar

Munadi menambahkan, revitalisasi sarana-prasarana sangat dibutuhkan agar kapasitas produksi bisa optimal.

“Kami butuh sekitar Rp2 miliar untuk perbaikan laboratorium, instalasi air laut, dan sarana pendukung lainnya, produksi benih kerrang mutiara ini bisa dilakukan maksimal,” ujarnya.

Pasar mutiara dinilai sangat menjanjikan. Tidak hanya untuk perusahaan di Lombok, permintaan juga datang dari berbagai daerah lainnya di Indonesia seperti Bali dan Sulawesi.

“Potensinya secara ekonomi sangat besar. perusahaan – perusahaan pembudaiaya di Indonesia lebih senang membeli kerang ukuran 5–7 sentimeter, karena masa pemeliharaan hingga menghasilkan mutiara siap jual lebih singkat. Dan mereka bisa mengatur pola produksi. Perusahaan-perusahaan inin pasti nyari benihnya di sini,” jelasnya.

Komoditas Unggulan NTB

Munadi menegaskan bahwa budidaya mutiara merupakan salah satu komoditas laut yang paling menguntungkan dibanding jenis budidaya ikan lainnya. Keunggulan mutiara adalah tidak membutuhkan pakan tambahan, hanya modal awal berupa sarana budidaya.

Dengan dukungan pemerintah, sektor ini diyakini mampu kembali mengangkat nama NTB sebagai pusat mutiara berkualitas dunia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan











Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut