Lombok (ekbisntb.com) – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, menyatakan luas tanam pada musim tanam pertama 2025 ditargetkan bisa mencapai 52 ribu hektare.
“Target luas tanam pertama pada musim hujan ini mencapai 52 ribu hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah M Kamrin di Lombok Tengah, Senin.
Ia mengatakan meskipun saat ini puncak musim hujan telah mulai, namun belum semua are lahan pertanian telah ditanami padi, karena saat ini para petani sedang mulai melakukan persiapan musim tanam atau persemaian dan ada beberapa petani yang telah mulai melakukan penanaman padi.
“Hujan ini belum merata, sehingga belum semua area persawahan ditanami padi. Petani sedang melakukan persiapan musim tanam,” katanya.
Ia mengatakan untuk target luas tanam 2025 per tahun itu mencapai 96 ribu hektare dan realisasi luas tanam 2024 itu telah melampaui target yakni mencapai 97 ribu hektare per tahun baik itu musim tanam pertama, kedua dan musim tanam ketiga.
Kemudian untuk target perluasan area tanam melalui program pompanisasi itu mencapai 13 ribu hektare, namun yang telah direalisasikan saat ini mencapai 6 ribu hektare.
“Program perluasan area tanam ini untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mendapatkan tambahan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 4.493 ton menjelang musim tanam 2024-2025.
“Menjelang musim tanam pada akhir 2024 ini, Lombok Tengah dapat tambahan pupuk bersubsidi jenis urea yang sebelumnya 23.573 ton sekarang menjadi 26.067 ton dan NPK menjadi 22.909 ton,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan di Dinas Pertanian Lombok Tengah Zaenal Arifin.
Ia mengatakan total kuota pupuk bersubsidi jenis urea sebanyak 13.758 ton dan pupuk bersubsidi jenis NPK sebanyak 9.731 ton, sehingga total pupuk bersubsidi sebanyak 23.489 ton di 2024.
Saat Menteri Pertanian datang ke Lombok kami mendapatkan lagi alokasi tambahan untuk urea yang awalnya hanya 13.758 menjadi 23.573 ton dan NPK dari 9.731 ton menjadi 20.910 ton.
“Kami kembali mendapatkan tambahan pupuk bersubsidi untuk jenis urea sebanyak 2.495 ton dan jenis NPK sebanyak 1.999 ton, sehingga total tambahan kedua ini sebanyak 4.493 ton,” katanya.
Ia mengatakan sehingga jika melihat adanya tambahan alokasi pupuk bersubsidi kepada para petani ini, maka tidak ada kata tidak ada untuk masyarakat di lapangan, karena sampai 96 persen alokasi pupuk yang diterima sudah sesuai dengan kebutuhan E-RDKK.
“Karena di E-RDKK ada 26.975 ton kebutuhan kalau urea ini dan saat ini serapan di lapangan antara 50 sampai 60 persen. Artinya masih aman untuk musim tanam pertama 2025,” katanya. (ant)