Surabaya (ekbisntb.com) – Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil menarik perhatian masyarakat luas mengenai keunikan budaya yang ada di NTB melalui Pameran Nasional Cross Musea 2024 yang diselenggarakan Museum 10 November di Surabaya, Jawa Timur.
Pameran Nasional yang berlangsung pada tanggal 21-24 November di Surabaya, Jawa Timur menarik perhatian masyarakat Jawa mengenai keunikan daripada koleksi-koleksi yang ditampilkan oleh Museum NTB.
Koleksi Kain dan Naskah Kuno yang menceritakan persilangan budaya yang ada di NTB memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa budaya di NTB merupakan perpaduan dari budaya Jawa, Bali, dan Bugis.
“Saya juga baru tahu juga ternyata dari Museum NTB ini ada banyak perpaduan budaya, dari budaya Jawa, budaya Bali itu sendiri, kemudian baru tahu juga ternyata dari pengaruh Bugis juga,” ungkap Guru SDN 3 Margorojo, Aniy, salah satu pengunjung di Pameran Nasional Cross Musea 2024, Minggu, 24 November 2024.
Ia mengaku dirinya baru mengetahui, di NTB terdapat tiga suku besar yang mempunyai tradisi dan kebudayaan yang beragam yaitu, suku Sasak dipengaruhi oleh Jawa dan Bali, kemudian suku Samawa dan Mbojo merupakan pengaruh dari Bugis.
“Ternyata saya baru tahu juga di NTB itu ada 3 etnis suku. Yang pertama entis suku Sasak, yang ke dua suku Samawa, yang ke tiga suku Mbojo,” ujarnya.
Ia mengatakan pameran dari Museum NTB memberikan ilmu yang baru baginya. Menurutnya, budaya yang di NTB begitu luar biasa, sehingga membuat dirinya semakin gereget untuk mengunjungi Museum NTB.
“Luar biasa museum ini memberikan ilmu yang baru bagi saya, dan saya akan mengajak teman-teman saya semakin gereget ke Lombok untuk mengunjungi Museum NTB,” tambahnya.
Pameran Cross Musea 2024 yang dilaksanakan di lapangan Tugu Pahlawan Museum 10 November Surabaya dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-79.
Museum Negeri NTB yang berpartisipasi dalam pameran tersebut menyajikan koleksi kain dan naskah kuno sebagai koleksi unggulan yang mengangkat pengaruh budaya Jawa, Bali, dan Bugis di NTB.
Kurator Pameran Museum NTB, Bunyamin, M.Hum., mengatakan kedua jenis koleksi tersebut menarik perhatian pengunjung pameran. Akan tetapi, menurutnya koleksi yang paling menarik pengunjung adalah koleksi naskah.
Menurutnya, hal ini dikarenakan rasa ingin tahu pengunjung yang tinggi sehubungan dengan aksara dalam naskah kuno tersebut yang sama dengan aksara Jawa (ha, na, ca, ra, ka..).
“Kami memang sudah memprediksi hal tersebut akan terjadi. Sehingga kami membawa naskah Babad Lombok sebagai sumber sejarah yang berisi tentang sejarah hubungan Lombok dengan Jawa, salah satunya tentang masuknya agama Islam ke Lombok termasuk juga ke Sumbawa yang berasal dari Jawa,” tuturnya.
Sementara di tempat yang berbeda, Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, S.H., M.H., mengatakan partisipasi Museum NTB dalam Pameran Cross Musea merupakan ajang bagi pihaknya untuk mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata NTB kepada masyarakat luas.
Salah satu strategi untuk memperkenalkan warisan budaya dan destinasi wisata budaya kepada masyarakat masyarakat adalah melalui pameran. Menurutnya pameran merupakan media yang efektif untuk menyampaikan informasi koleksi benda-benda berbudaya dan sejarah kepada masyarakat luas.
“Alhamdulillah partisipasi kita di pameran bersama berhasil mempromosikan keunikan budaya dan keindahan alam kita, dari pembukaan pameran sampai penutupan, pengunjung yang datang ke stand Museum NTB berjumlah 4.265 orang,” ungkapnya di Mataram.
Ia mengatakan bahwa apresiasi ini merupakan bagian dari eksistensi museum sebagai lembaga yang mempromosikan warisan budaya dan sejarah NTB. Dengan koleksi yang beragam, Museum NTB terus berkomitmen untuk mempromosikan kekayaan warisan budaya sampai kepada masyarakat Internasional.
“Jadi di awal tahun depan kita juga ikut pameran di Jeddah, Arab Saudi. Sehingga kita berharap Museum NTB dapat menjadi salah satu ikon kebudayaan di Nusa Tenggara yang menjadi pusat eduwisata yang menyenangkan,” harapnya. (ham)