26.5 C
Mataram
BerandaBerandaKemiskinan Menurun, Jumlah Pengangguran Terbuka di Lombok Barat Bertambah

Kemiskinan Menurun, Jumlah Pengangguran Terbuka di Lombok Barat Bertambah

Lombok (ekbisntb.com) –

- Iklan -

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Lombok Barat (Lobar) meningkat tahun 2025 dibanding tahun lalu. Angka pengangguran tahun lalu mencapai 11. 740 orang atau 2,75 persen, naik sekitar 0,7 persen menjadi 2,82 tahun ini. Kenaikan jumlah pengangguran ini dipicu salah satunya faktor penggunan mesin pertanian menggantikan peranan para buruh tani.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lobar mencatat, TPT di Lobar selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2021 tercatat TPT 3,32 persen naik signifikan pada tahun 2022 menjadi 4,16 persen. Tahun 2023 bisa ditekan menjadi 3,12 persen, kemudian turun lagi pada tahun 2024 menjadi 2,75 persen. “TPT naik (bertambah) sedikit, dari 2,75 persen menjadi 2,82 persen,” kata Kepala Bappeda Lobar Deny Arif Nugroho, akhir pekan kemarin.

Salah satu pemicu pengangguran ini, jelasnya, adanya alih profesi warga akibat penerapan teknologi pertanian. Tenaga kerja di sektor pertanian itu pindah ke jasa dan pedagangan, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tenaga kerja yang terserap, sehingga terjadilah pengangguran.

Namun dari hasil hitungan BPS ini belum termasuk hasil dari pelaksanaan Job Fair yang digelar Pemkab melalui Disnaker. Sebab hasil pengukuran BPS itu sampai dengan bulan Agustus.

Jika dilihat data berdasarkan penduduk menurut status pekerjaan, sebagian besar masyarakat Lobar  buruh karyawan pegawai 31,2 persen. Kemudian berusaha sendiri mencapai 30,52 persen. Berusaha dibantu pekerja tak tetap 13 persen, pekerja keluarga atau tidak dibayar 12,56 persen. Kemudian jika dilihat dari penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan, sebagian besar masyarakat Lobar bekerja di sektor jasa mencapai 50 persen. Industri 29 persen dan sektor pertanian mencapai 20 persen.

Kemudian untuk angkatan kerja menurut pendidik dan jenis kegiatan, warga lulusan SMK kejuruan paling tinggi, disusul lulusan SMA umum, selanjutnya DIII, dan S1. Yang paling rendah lulusan SD ke bawah dan SMP.

Lebih lanjut dikatakan, untuk penurunan TPT, pihak Pemkab Lobar sudah melakukan berbagai langkah. Termasuk pada tahun 2026, telah menjadi isu strategis yang ditangani Pemkab melalui berbagai program dimana Pemkab telah menyiapkan 9 Aksi Prioritas dan 56 Intervensi Prioritas di bawah kepemimpinan Bupati dan Wabup Lobar baru. Termasuk melalui program Satu Miliar Per Desa di dalamnya Rp100 juta per dusun.

Di samping itu melalui program- program lain, salah satunya bantuan modal usaha tanpa bunga dan agunan ditarget bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga kemiskinan dan pengangguran pun ditekan. Sementara mengacu gini ratio yakni ukuran untuk mengukur ketimpangan pendapatan di suatu wilayah atau populasi, Lobar terbilang tidak terlalu timpang.

Sedangkan untuk angka kemiskinan, mengalami penurunan 12,65,  persen turun menjadi 11,9 persen. Angka kemiskinan ini bisa ditekan hingga di bawah dua digit atau menjadi satu digit, sesuai target RPJMD pada tahun 2029. Namun dengan akselerasi program dari Bupati, tentu diharapkan target bisa lebih cepat dicapai pada tahun 2027 atau 2028.

Untuk menurunkan satu digit ini atau setara 7.500 orang butuh anggaran besar mencapai 100 miliar sehingga pihaknya melakukan kolaborasi dengan semua pihak. Selain melalui berbagai program seperti RLTH dan bantuan modal tanpa bunga serta lainnya. (her)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut