Lombok (ekbisntb.com) – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB bersama Forum Organisasi Zakat (FOZ) NTB melakukan pertemuan dan sepakat memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan pengumpulan, pengelolaan, dan distribusi zakat di daerah.
Pertemuan penting ini berlangsung pada Senin, 21 Juli 2025, di ruang rapat kantor Baznas NTB, Mataram. Dipimpin langsung oleh Ketua Baznas NTB, Dr. Lalu M. Iqbal Murad, MA, didampingi Wakil Ketua III, Drs. Muhammad Ardi Samsuri, dan Wakil Ketua IV, H. Ahmad Rusli, S.Ag. Sementara dari unsur FOZ NTB hadir sejumlah pimpinan lembaga amil zakat (LAZ) dan organisasi pengelola zakat yang aktif di NTB.

Dalam pertemuan ini, para peserta membahas berbagai isu strategis, termasuk potensi Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) di NTB yang mencapai Rp2,8 triliun. Namun, realisasi penghimpunan zakat baru mencapai sekitar Rp170 miliar atau belum mencapai 1 persen dari potensi tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara potensi dan realisasi zakat di NTB.
Selain itu, dibahas juga pentingnya edukasi dan literasi zakat, terutama di tingkat masyarakat bawah yang selama ini belum tersentuh secara maksimal. Banyak lembaga atau badan usaha yang menyalurkan zakat sendiri-sendiri, tanpa melalui lembaga amil zakat resmi. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk memperkuat sinergi.
Pentingnya mendorong legalisasi lembaga zakat, khususnya yang dikelola di masjid dan musala, agar memiliki izin resmi untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Fenomenanya, lembaga yang belum memiliki izin justru sering kali lebih aktif dan semangat.
Diusulkan juga perlunya pemetaan potensi zakat dari sektor jagung, serta solusi pendanaan syariah untuk petani agar tidak lagi bergantung pada rentenir. Sebab, jika petani terjebak utang riba, mereka tidak potensial menjadi muzakki. Pentingnya program pelatihan digitalisasi amil, sertifikasi, fundraising, serta strategi landing and funding untuk mendukung pengentasan persoalan-persoalan sosial di NTB.
Menjawab berbagai usulan dalam pertemuan ini, Ketua Baznas NTB, Dr. Lalu M. Iqbal Murad, menyatakan bahwa Baznas siap berkolaborasi dalam memperkuat pengelolaan zakat di daerah. Ia menekankan bahwa LAZ adalah mitra strategis Baznas dan semangat kolaborasi harus menjadi fondasi dalam membangun kepercayaan publik (muzakki).
“Harapan kami, dengan sinergi yang lebih kuat, kepengurusan sekarang bisa melampaui itu. Satu kata kunci untuk kita semua: Baznas kolaboratif,” tegas Lalu Iqbal.
Baznas NTB juga berkomitmen untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan sertifikasi bagi amil zakat, sebagai bentuk penguatan SDM dan profesionalisme dalam pengelolaan dana umat.
Pemerintah daerah sendiri sudah mencanangkan program 106 desa berdaya di NTB. Melalui program pemberdayaan zakat, Baznas dan FOZ akan mengambil bagian. Program ini dinilai efektif dalam mengurangi kemiskinan dan mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas. Dan akan terus dikembangkan agar jumlah desa berdaya ini menjadi meningkat melalui peran zakat.
Ada tiga kesimpulan dalam pertemuan ini, melaksanakan dan menindaklanjuti pelatihan Baznas tanggap bencana di NTB, sertifikasi amil di NTB, dan siap kolaborasi dalam program pengelolaan zakat bersama seluruh lembaga amil zakat.(bul)