USAHA Mikro Kecil dan Menengah *UMKM) Provinsi NTB yang akan terlibat dalam gelaran MotoGP 2024 pada September mendatang akan dikurasi kembali. Hal itu dilakukan agar pelaku UMKM pendatang baru mendapatkan kesempatan yang sama pada event tersebut.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB, Ahmad Masyhuri menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan dukungan dan sudah bersurat kepada Kementerian Koperasi dan UKM untuk diberikan fasilitas sarana prasarana bagi para pelaku UKM yang ada di NTB. Seperti tahun pertama pelaksanaan, Kementerian Koperasi memberikan bantuan yang cukup besar bagi para pelaku UMKM, yaitu menyiapkan dua tenda roder dengan kapasitas 80 UMKM di satu tenda.
“Kalau sudah diarahkan untuk bersurat, kemungkinan ada lampu hijau dan dukungannya bisa 90 persen,” ujarnya saat dikonfirmasi pekan kemarin.
Jumlah UMKM yang akan dilibatkan tahun ini minimal sama dengan tahun lalu sebanyak 60 UMKM, dengan 80 persen didominasi oleh pelaku UMKM kuliner, dan diharapkan pelaksanaan tahun ini akan ada penambahan.
Untuk meningkatkan kualitas, pihaknya tengah melakukan koordinasi, pelatihan, dan diklat serta pendampingan bagi pelaku UMKM, seperti peningkatan kapasitas produk untuk mendapatkan sertifikat UMKM, kemudian permodalan dibantu aksesnya ke perbankan, hingga kebutuhan kemasan produk dari pelaku UMKM itu sendiri.
“Sekarang sedang ada diklat, memang ini koperasi tapi koperasi biasanya diisi juga oleh UMKM, seperti itu, nanti ada bagian khusus UMKM sendiri,” jelasnya.
Terkait ketersediaan lokasi untuk pelaku UMKM, ia mengakui sudah bersurat ke pihak ITDC dan belum ada jawaban. Namun, melihat dari dua tahun pelaksanaan MotoGP sebelumnya, ia menyatakan ITDC selalu menyediakan tempat dan Provinsi NTB selalu mendapatkan manfaat lebih dibanding provinsi lain, mengingat posisinya sebagai tuan rumah. “Untuk lokasi mudah-mudahan aman,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, hasil yang diharapkan para pelaku UMKM pada event internasional tersebut tidak hanya pendapatan penjualan saja. Melainkan bagaimana mendidik UMKM untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya. Baik bersaing dengan UMKM lain, berbisnis, maupun melakukan transaksi digital. Mengingat ini adalah bagian dari kesempatan internasional dan terbuka bagi mereka.
“Jadi ada cerita untuk UMKM lain. 60 UMKM yang masuk harapannnya bisa bercerita, dan berkomunikasi, karena rata-rata kan mereka punya komunitas untuk bergaul dengan sesama pelaku UMKM. Efeknya itu bukan hanya di uang saja, walaupun juga penting, tapi tidak melulu,” jelasnya.
Para pelaku UMKM diharapkan bisa menjemput bola dan memanfaatkan ruang kosong yang disediakan pihak-pihak ITDC di luar sirkuit. Pun hotel-hotel yang ada Mataram dan sekitarnya untuk memberikan ruang bagi pelaku UMKM untuk menjajalkan jualannya, mengingat wisatawan yang berkunjung tidak hanya tinggal di area Mandalika.
“Dan biasanya setiap tahun kami mengirim surat untuk pelaku hotel maupun restoran untuk menyiapkan space bagi pelaku UMKM,” pungkasnya.
Sementara Ketua Komunitas Sahabat UMKM NTB, Ika Asni Susanthi menegaskan kesiapan pihaknya menyambut perhelatan MotoGP dua bulan lagi. Komunitas ini beranggotakan 300 UMKM yang berproduksi setiap hari, dengan berbagai sub sektor yaitu kriya, kuliner, dan fashion.
“Kalau di komunitas kami UMKMnya selalu produksi, mereka memiliki usaha dan mereka sudah siap dalam event apapun, begitu pun untuk masalah produk,” ujarnya.
Pengalaman tahun lalu, UMKM yang ditunjuk pemerintah untuk event MotoGP sekitar 20 persen dari jumlah anggota. Tahun ini diakuinya belum ada pemilihan oleh dinas terkait untuk dilibatkan dalam event tersebut, melainkan biasanya akan ada penunjukkan mendekati hari pelaksanaan event.
Terkait jumlah produk yang disiapkan, UMKM yang telah dipilih menyediakan stok dua kali lipat dari hari biasanya. Kemudian, penambahan stok akan dilakukan pada hari selanjutnya jika produk UMKM banyak terjual. “Kalau pengalamannya tahun lalu, mereka saya dengar lumayan penjualannya,” ungkapnya.
Ia berharap, untuk pelaksanaan tahun ini, fasilitas yang diberikan bagi para pelaku UMKM lebih ditingkatkan lagi meskipun diberikan secara gratis. Baik dari segi tenda dan lokasi yang mudah dijangkau pengunjung MotoGP. Mengingat modal usaha dari para pelaku UMKM yang tidak sedikit, yang meliputi biaya operasional dan modal produksi yang dikeluarkan. Kemudian, dinas-dinas terkait merangkul UMKM-UMKM baru, dan memberikan kesempatan kepada UMKM tersebut yang memiliki produk bagus, layak untuk dijual dan dikonsumsi.
“Biasanya ada kurasi, jadi dikurasi dulu dan berikan kesempatan kepada UMKM yang baru. Dan terkait fasilitas, memang tahun sebelumnya sudah baik sekali, namun perlu ditingkatkan lagi supaya mendongkrak penjualan para pelaku UMKM,” pungkasnya (ulf)