Mataram (ekbisntb.com)-Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., melantik pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) periode 2024-2027 di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Senin, 22 Juli 2024.
Kepengurusan baru ini langsung melakukan rapat perdana untuk menyusun program-program strategis kepariwisataan, jangka pendek, dan jangka panjang. Salah satu program strategis jangka pendek yang ingin diwujudkan adalah dibukanya kembali penerbangan internasional, Australia-Lombok.
Ketua BPPD Provinsi NTB, Sahlan M. Saleh usai menggelar rapat perdana BPPD Provinsi NTB mengemukakan, program strategis secara umum yang ingin terus dilakukan adalah promosi pariwisata Lombok dan Sumbawa.
“Kita terus mengangkat budaya dan alam kita di sini yang lebih kuat image-nya untuk pariwisata kita yang lebih baik,” katanya.
Untuk merealisasikan itu, kegiatan utama yang dilakukan BPPD adalah sales mission, promosi, dan kegiatan-kegiatan di dalam dan luar negeri. Agar wisatawan domestic dan mancanegara yang datang ke NTB terus naik.
Kendati demikian, terdapat sejumlah tantangan BPPD, urai Sahlan. Bagiaman melawan image bahwa pariwisata domestic itu mahal.
“Itu tantangan kita untuk terus bergerak supaya pariwisata kita lebih familiar, walaupun harga tiket pesawat relative lebih mahal,” katanya.
Image pariwisata NTB mahal karena image MotoGP mahal. Mahalnya harga tiket pesawat domestic, dibanding ke luar negeri. Tantangan lainnya adalah destinasi wisata NTB yang masih belum tumbuh. Masih tetap yang diandalkan adalah Gili Trawangan, Kuta, dan Senggigi.
“Tidak ada yang baru. Sehingga kita ingin bantu destinasi kita terus tumbuh dengan konsep pariwisata yang kekinian,” katanya.
Untuk menjawab tantangan pariwisata NTB ini, lanjut Sahlan, yang akan dilakukan adalah meningkatkan demand (permintaan). Maskapai penerbangan menurutnya akan memilih destinasi-destinasi yang demandnya tinggi untuk mendukung potensi bisnisnya.
Begitu pula dengan destinasi wisata, menurutnya, harus dilakukan peningkatan SDM pariwisata di NTB dengan pelatihan-pelatihan. Agar faham tentang destinasi yang baik, dengan standar wisatawan.
“Baru penerbangan internasional bisa masuk ke Lombok. Penerbangan dari mana saja di dunia, bisa masuk Lombok, asal demandnya tinggi. Dari Inggrispun bisa. Tapi potensi penumpangnya ada atau ndak. Supaya load factor itu minimal 80 persen. Baru bisa pesawat luar negeri masuk. Dan potensi yang paling realistis ada di Asutralia,” ujarnya.
Pengalaman salah satu maskapai yang melayani penerbangan langsung Peart, Australia – Lombok rata – rata penumpangnya mencapai 80 persen. Kembalinya, dari Lombok ke Australia hanya 40 persen. Sehingga penerbangannya tidak berlangsung konsisten.
“Kita ingin penerbangan Australia-Lombok, dan sebaliknya bisa dibuka kembali. Kita sudah berdiskusi dengan Jet Start. Kami akan berupaya mendorong peningkatan wisatawan Australia ke Lombok, atau sebaliknya, dengan cara bekerjasama promosi dengan stakeholder pariwisata di Australia,” demikian Sahlan.(bul)