26.5 C
Mataram
BerandaNTBLombok TimurJembatan Aik Beta Putus Diterjang Banjir, 150 KK  Terisolir

Jembatan Aik Beta Putus Diterjang Banjir, 150 KK  Terisolir

Lombok (ekbisntb.com) – Jembatan Aik Beta di Desa Prigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur (Lotim), akhirnya putus diterjang banjir bandang pada Rabu 19 November 2025 sore. Insiden yang terjadi sekitar pukul 14.00 WITA tersebut menyebabkan sekitar 150 Kepala Keluarga (KK) terisolir. Untuk beraktivitas menuju Kantor Desa Prigi, warga terpaksa menempuh jalur memutar sejauh 20 kilometer untuk beraktivitas.

Berdasarkan informasi awal, jembatan sepanjang 10 meter dan lebar 3 meter itu putus akibat curah hujan dengan intensitas lebat yang melanda kawasan hulu di wilayah Kecamatan Suela. Hujan deras tersebut terjadi secara terus-menerus dari pukul 11.30 WITA hingga 15.30 WITA, menyebabkan debit air sungai meluap deras dan menghantam jembatan

- Iklan -

“Jembatan ini merupakan satu-satunya akses penghubung utama dari Dusun Aik Beta ke pusat Desa Perigi maupun ke kecamatan. Kini akses itu terputus total,” ujar Didit, salah satu warga yang terdampak bencana.

Dampak langsungnya, masyarakat di RT 01 Dusun Aik Beta untuk sementara waktu terisolasi. Untuk menjangkau pusat desa, warga kini harus memutar melalui Jalur Saleh Sungkar, Desa Labuhan Lombok, yang menambah jarak tempuh kurang lebih 20 km.

Yang memprihatinkan, jembatan ini ternyata telah lama dalam kondisi kronis. Dilaporkan bahwa tiang penyangga bagian tengah jembatan telah rusak sejak tahun 2016. Laporan perbaikan telah diajukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) setempat, namun hingga jembatan itu akhirnya ambruk, perbaikan tak kunjung dilakukan.

“Korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden ini dilaporkan nihil. Namun, kerugian materil masih dalam proses pendataan oleh Pemdes Perigi,” ucapnya.

Saat ini, cuaca di wilayah Polsek Suela masih dilaporkan mendung dengan intensitas hujan ringan. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memperparah situasi jika hujan lebat kembali turun.

Pemdes setempat bersama pihak berwenang diperkirakan akan segera melakukan assesment untuk mencari solusi sementara, seperti pembuatan jembatan darurat, sambil menunggu proses perbaikan atau pembangunan jembatan permanen dapat dilaksanakan.

Kepala Desa Prigi, Darmawan kepada Suara NTB menjelaskan jembatan yang putus merupakan jalur transportasi desa dari Desa Prigi menuju Desa Puncak Jeringo. Jalan tersebut merupakan satu-satunya penghubung.

Panjang jalan yang harus dilalui memang cukup panjang. Dari permukinan warga harus ke Jeringo dulu lalu kemudian ke Labuhan Lombok, berikutnya ke Pringgabaya Utara baru kemudian bisa ke Desa Prigi. Jalur yang dilewati merupakan jalan tanah dan bebatuan. Jalur tersebut katanya hanya bisa dilewati oleh sepeda motor yang sudah piawai. “Kalau lansia dan ibu hamil tidak bisa lewati jalan itu karena sangat jelek,” ungkapnya.

Kalau ada warga yang mengalami situasi darurat seperti sakit atau melahirkan, maka jelas tidak akan bisa melewati jalur tersebut. Karena itulah, Pemdes berharap segera dilakukan perbaikan dengan membangun jembatan darurat sebelum kontstruksi permanen.

 Sekretaris Daerah Lotim H.M. Juaini Taofik sudah berkomunikasi dengan Kepala Desa Prigi untuk perencanaan penanganan jembatan yang ambruk tersebut. “Tidak mungkin konstruksi permanen dulu, tapi kita berharap jembatan darurat dulu agar warga bisa beraktivitas seperti sekolah dan menuju fasilitas kesehatan terdekat bagi yang sakit,” imbuhnya.

Darmawan menuturkan, saat ini pengiriman ompreng makanan bergizi gratis ke sasaran yang ada di lokasi warga terisolir ini mengirimnya menggunakan tali. “KIta kirim MBG kemarin pakai tali untuk anak-anak balita,” ujarnya.

Sementara Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB H. Ahmadi, SP-1., saat dikonfirmasi menegaskan komitmen pemerintah dalam membantu setiap warga yang terdampak bencana. Begitu juga dengan dampak dari putusnya jembatan di Desa Prigi.

‘’Perbaikan jembatan putus membutuhkan anggaran yang besar karena memiliki panjang 20 meter dan tinggi 15 meter. Namun, tetap kita akan upayakan agar warga yang terdampak putusnya jembatan ini segera mendapatkan penanganan,’’ ujarnya saat Bincang Kamisan yang digelar Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi NTB di Kantor Gubernur NTB, Kamis 20 November 2025.

Dalam hal ini, pemerintah harus bekerja keras melakukan penanganan, karena  di Desa Puncak Jeringo hampir 150 Kepala Keluarga terdampak. Belum lagi, di wilayah Seruni Mumbul, ada 500 KK yang juga terdampak dengan kerugian ditaksir mencapai Rp15 miliar.   (rus/ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut